Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
POLISI Thailand bentrok dengan ratusan demonstran yang menentang larangan berkumpul di pusat kota Bangkok, tempat mereka berusaha berbaris di depan kediaman Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha untuk menuntut pengunduran dirinya karena krisis covid-19 di negara itu.
Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet dari jalan raya yang ditinggikan sebagai tanggapan terhadap aksi para demonstran yang mencoba menurunkan kontainer yang digunakan sebagai penghalang jalan, dalam konfrontasi hari ketiga minggu ini.
Aktivis dari kelompok Thalufah, yang dipimpin pemuda, telah berjanji melakukan protes secara damai setelah demonstrasi minggu ini juga berakhir dengan polisi menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan mereka, saat mereka mendesak agar Prayuth digulingkan.
Baca juga: Dubes RI untuk Inggris Ajak Mahasiswa Aktif Dukung Diplomasi RI-Inggris
"Prayuth, keluar!" teriak para pengunjuk rasa saat mereka memulai pawai dari Monumen Kemenangan Bangkok, Jumat (13/8) sore hari.
Mereka menyalahkan Prayuth karena keliru mengelola krisis covid-19 yang pada Jumat (13/8) mencetak rekor kasus baru di Thailand.
"Pengelolaan covid-19 yang gagal oleh pemerintah telah menyebabkan warga mati. Hari ini kami di sini untuk menyingkirkan Prayuth," kata aktivis Songpon "Yajai" Sonthirak di awal aksi.
Pihak berwenang memperingatkan segala bentuk protes yang melanggar peraturan covid-19 dan mengatakan mereka mengajukan tuntutan dalam 300 kasus terhadap orang-orang yang terlibat dalam demonstrasi baru-baru ini.
"Tujuan polisi adalah untuk menjaga perdamaian," kata kepala polisi Bangkok Pakapong Pongpetra kepada wartawan.
"Mereka yang bergabung dalam protes berisiko terinfeksi dan juga melanggar undang-undang lain," imbuhnya.
Gerakan protes yang dipimpin pemuda Thailand, yang mendapat dukungan luas selama berbulan-bulan demonstrasi besar dan sering tahun lalu, mendapatkan kembali momentumnya, bertepatan dengan wabah covid-19 terburuk di negara itu.
Beberapa pemimpin inti tetap dalam tahanan menunggu persidangan atas tuduhan penghasutan dan menyebabkan kerusuhan, di antara pelanggaran lainnya. (Straitstimes/OL-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved