Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Indonesia Jangan Bergantung pada Tiongkok

Atikah Ishmah Winahyu
29/7/2021 19:35
Indonesia Jangan Bergantung pada Tiongkok
Puluhan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok tiba di Indonesia(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

HUBUNGAN bilateral antara Indonesia dan Tiongkok yang berjalan selama 71 tahun terakhir, diketahui berjalan baik dan lancar. Contoh kerja sama Indonesia dan Tiongkok antara lain, di bidang kesehatan kerja sama terkait vaksin covid-19 dan alat kesehatan untuk menangani pandemi, bidang ekonomi Tiongkok menjadi investor nomor dua terbesar serta rekan dagang terbesar Indonesia, bidang militer, dan sebagainya.

Tiongkok juga mulai mendekati pemerintah daerah di provinsi-provinsi di Indonesia seperti Bengkulu, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan lainnya.

Direktur Institute for Global and Strategic Studies, Zulfikar Rahmat mengatakan, fokus politik luar negeri Tiongkok adalah ekonomi.

“Politik luar negeri tiongkok adalah ekonomi, sehingga apapun yang dilakukan Tiongkok ujungnya adalah ekonomi begitu juga di Indonesia,” kata Zulfikar dalam diskusi publik Hubungan Indonesia-Tiongkok, pada Kamis (29/7).

Namun, dia memperingatkan bahwa hubungan yang semakin kuat antara Indonesia dan Tiongkok terutama di bidang ekonomi berpotensi membuat Indonesia bergantung pada negara tersebut.

“Ada kemungkinan bahwa Indonesia akan bergantung di Tiongkok. Tanda-tandanya sudah mulai kelihatan dan ini tentu akan berbahaya,” tuturnya.

Baca juga: PM Australia: Vaksinasi Bukan Berarti Mengakhiri Penguncian

Zulfikar menjelaskan, setidaknya terdapat lima dampak yang ditimbulkan jika Indonesia terlalu bergantung dengan Tiongkok yakni, risiko ekonomi, risiko impor, risiko hubungan antara Indonesia-Amerika, posisi tawar yang lemah, dan meningkatnya sentimen anti Tiongkok.

Dia menuturkan, Indonesia harus lebih berani bernegosiasi dengan Tiongkok dalam bekerja sama dan tidak hanya menerima apa adanya sehingga negara kita tidak terlalu bergantung pada Tiongkok. Selain itu, Zulfikar menekankan bahwa Indonesia perlu memperluas hubungan bilateralnya agar tidak bergantung pada satu negara.

“Sebagai suatu negara kita tidak mungkin tidak bekerjasama dengan negara lain apalagi negara sebesar Tiongkok, tapi jangan sampai ketika kita berhubungan dengan Tiongkok kita terlalu bergantung,” tegasnya.

“Sebenarnya Tiongkok yang butuh Indonesia daripada Indonesia butuh Tiongkok sehingga kita harus punya bargaining power. Ini jadi PR kita ketika kita berhadapan dengan Tiongkok jangan sampai kita nunduk-nunduk, accepting apa adanya, tidak berani bernegosiasi,” tandasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya