Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa Afghanistan dapat mengalami jumlah kematian warga sipil tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Dalam hal ini, jika serangan Taliban di seluruh negeri tidak bisa dihentikan.
Diketahui, kekerasan meningkat sejak awal Mei, ketika Taliban meningkatkan operasi yang bertepatan dengan penarikan terakhir pasukan asing pimpinan Amerika Serikat (AS).
Laporan yang dirilis pada Senin waktu setempat, mendokumentasikan korban sipil pada semester I 2021. Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) memperkirakan angka kematian menyentuh tingkat satu tahun tertinggi, sejak misi tersebut mulai melaporkan lebih dari satu dekade lalu.
Baca juga: Empat Pejuang Taliban Ditangkap Atas Serangan Roket di Afghanistan
UNAMA juga memperingatkan bahwa pasukan Afghanistan dan pasukan pro-pemerintah bertanggung jawab atas seperempat dari total korban sipil. "Jumlah warga sipil Afghanistan yang belum pernah terjadi sebelumnya, jika kekerasan yang meningkat tidak dapat dibendung," pungkas Kepala UNAMA Deborah Lyons.
"Saya memohon kepada para pemimpin Taliban dan Afghanistan untuk memperhatikan lintasan konflik yang suram dan mengerikan. Bagaiamana dampaknya yang menghancurkan terhadap warga sipil," imbuhnya.
Pada semester I 2021, sekitar 1.659 warga sipil tewas dan 3.254 lainnya terluka. Catatan itu meningkat 47% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan korban sipil sangat tajam pada Mei dan Juni, yang merupakan periode awal serangan Taliban pada tahun ini.
Baca juga: Afghanistan Terapkan Jam Malam untuk Batasi Gerakan Taliban
"Yang sangat mengejutkan dan sangat memprihatinkan adalah perempuan dan anak hampir setengah dari total korban sipil," bunyi laporan tersebut.
UNAMA menyalahkan elemen anti-pemerintah atas 64% korban sipil. Termasuk, sekitar 40% yang disebabkan oleh Taliban dan hampir 9% oleh kelompok ISIS. Sekitar 16% korban disebabkan unsur anti-pemerintah yang tidak dapat ditentukan.
Namun, pasukan Afghanistan dan pasukan pro-pemerintah bertanggung jawab atas 25% kasus kematian. UNAMA mengatakan sekitar 11% korban disebabkan baku tembak dan pihak bertanggung jawab yang tidak dapat ditentukan.(AFP/OL-11)
Sebuah helikopter penumpang jenis Bell 206L-4 LongRanger IV jatuh ke Sungai Hudson di New York City, menewaskan enam orang termasuk tiga anak.
Papua Nugini diguncang gempa bumi berkekuatan 7,2 magnitudo yang terjadi di wilayah lepas pantai
Adapun lokasi pertama adalah di Kabupaten Klungkung dan kedua di Kota Denpasar.
Tragedi kebakaran hebat di Los Angeles County menghancurkan 10.000 bangunan, menewaskan 10 orang, dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi.
SEBUAH bangunan lapak barang bekas di jalan Salemba Raya atau kawasan Matraman, Jakarta Pusat kebakaran pada Senin (2/12). Akibatnya, seorang pria berusia 52 tahun tewas.
Tsunami merupakan bencana alam yang sangat merusak, dengan beberapa peristiwa besar meninggalkan dampak signifikan di berbagai wilayah, termasuk Indonesia.
Komnas HAM merespons serius situasi di Papua dalam kerangka dan tujuan tunggal, yaitu untuk mewujudkan Papua Tanah Damai melalui berbagai upaya rekonsiliasi dan perdamaian.
Dorong upaya-upaya rekonsiliasi untuk mewujudkan perdamaian di Bumi Cenderawasih.
KOMISI Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menghimbau kepada semua pihak untuk tidak menggunakan pendekatan kekerasan dalam menangani konflik antara KKB dan aparat di tanah Papua
Eropa sedang bergegas mempersiapkan warganya untuk menghadapi ancaman konflik yang semakin meningkat dan berada di ambang pintu.
Konflik terjadi karena perbedaan nilai, sumber daya terbatas, atau komunikasi buruk. Pahami penyebabnya untuk solusi efektif!
TNI kembali memberangkatkan bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia untuk korban gempa di Myanmar dengan menggunakan 2 pesawat militer.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved