Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kerusuhan Penahanan Mantan Presiden Afsel, Puluhan Orang Tewas

Nur Aivanni
14/7/2021 13:58
Kerusuhan Penahanan Mantan Presiden Afsel, Puluhan Orang Tewas
Polisi memeriksa barang-barang yang berantakan setelah aksi penjarahan di sebuah mal di Vosloorus, Afrika Selatan, Selasa (13/7).( MARCO LONGARI / AFP)

KERUSUHAN  di Afrika Selatan (Afsel) yang dipicu oleh pemenjaraan mantan Presiden Jacob Zuma meningkat pada Selasa (13/7). Padahal ada seruan untuk tenang dari para pejabat senior dan pengerahan ribuan tentara ke jalan-jalan untuk memperkuat polisi.

Presiden Cyril Ramaphosa menggambarkan kekerasan dan protes yang mematikan itu sebagai kondisi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam 27 tahun sejak berakhirnya rezim apartheid. 

Korban tewas akibat kerusuhan yang berlangsung hampir seminggu telah meningkat menjadi 72, beberapa karena luka tembak, sementara 1.300 orang telah ditangkap.

Sepuluh orang tewas dalam bentrokan pada Senin malam di sebuah mal, kata para pejabat. Sebagian lainnya dilaporkan tewas saat tumpukan barang di gudang ambruk. Empat petugas polisi terluka.

"Kami yakin lembaga penegak hukum kami dapat melakukan pekerjaan mereka dengan sukses. Situasi saat ini di lapangan berada di bawah pengawasan ketat dan kami akan memastikan itu tidak akan memburuk lebih lanjut," kata Menteri Kepolisian Bheki Cele kepada wartawan.

Menurut Kementerian Kesehatan Afsel, gelombang kekerasan telah mengganggu pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Afrika Selatan dan juga mengganggu akses ke layanan kesehatan penting termasuk pengumpulan obat oleh pasien yang menderita tuberkulosis dan HIV.

Mereka yang memiliki janji untuk vaksinasi Covid-19 di daerah yang dilanda kerusuhan itu telah disarankan untuk melakukan penjadwalan ulang.

Ada juga laporan tentang klinik yang dijarah dan masalah dengan pengiriman oksigen ke rumah sakit yang merawat korban gelombang ketiga infeksi Covid-19 negara itu.

Kerusuhan sejauh ini terbatas pada dua provinsi terpadat di Afrika Selatan: Gauteng, di mana Johannesburg, kota terbesar dan pusat ekonomi berada; dan KwaZulu-Natal, provinsi asal Zuma. Beberapa jalan raya utama Afrika Selatan diblokir.

Ada 26 kematian di KwaZulu-Natal dan 19 di Gauteng, termasuk 10 orang yang tewas dalam kerumunan massa saat penjarahan mal Ndofaya di Soweto.

Penjarah kabur dengan televisi, oven microwave, hingga pakaian. Beberapa mengendarai mobil dan truk pickup ke toko-toko untuk membantu memindahkan barang-barang.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Senin (12/7), Ramaphosa mengatakan dia berbicara dengan "berat hati" dan menyerukan untuk menghormati hukum.

Seruan itu adalah hari kedua berturut-turut Presiden Afsel berbicara kepada negara itu tentang kekerasan, setelah mengumumkan perpanjangan langkah-langkah yang dirancang untuk melawan gelombang ketiga infeksi covid pada akhir pekan. Ada kritik bahwa lembaga penegak hukum gagal mencegah aksi protes dan kekerasan yang diakibatkannya.

Mahkamah Agung Afrika Selatan menghukum Zuma selama 15 bulan penjara karena penghinaan setelah dia menentang perintahnya untuk memberikan bukti pada penyelidikan yang menyelidiki korupsi tingkat tinggi selama sembilan tahun berkuasa. (The Guardian/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya