Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Jokowi Beri Empat Pandangan di Forum Tingkat Tinggi Dewan Ekonomi Sosial PBB

Andhika Prasetyo
14/7/2021 09:45
Jokowi Beri Empat Pandangan di Forum Tingkat Tinggi Dewan Ekonomi Sosial PBB
Presiden Joko Widodo(MI/Biro Pers Sekretariat Presiden)

PANDEMI covid-19, yang melanda seluruh dunia, telah membuat target pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) pada 2030 menjadi lebih sulit diwujudkan.

Bahkan, berbagai kemajuan yang telah diraih selama ini ikut tergerus seiring munculnya virus mematikan tersebut.

Di seluruh dunia, sekarang, sedikitnya 255 juta orang kehilangan pekerjaan, 110 juta orang kembali ke jurang kemiskinan, serta 132 juta orang terancam kelaparan dan mengalami malnutrisi.

Baca juga: Kemelut Kudeta dan Pandemi Covid-19 Hantui Myanmar

Dalam situasi sulit seperti itu, Presiden Joko Widodo menegaskan kerja sama dan solidaritas antarnegara harus terus diperkuat dan inovasi harus ditingkatkan.

"Oleh karena itu, saya ingin sampaikan beberapa pemikiran. Pertama, kita harus membuat dunia segera pulih dari pandemi. Vaksin adalah harapan untuk mempercepat dunia keluar dari krisis kesehatan ini," ujar Jokowi saat memberi pandangan terkait SDGs pada Forum Tingkat Tinggi Dewan Ekonomi Sosial PBB (ECOSOC) secara virtual yang disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (14/7).

Kepala negara pun menekankan agar akses yang adil dan merata terhadap vaksin harus dijamin.

"Namun, kenyataannya, hingga saat ini kesenjangan akses vaksin masih sangat lebar. Untuk itu, Indonesia mendorong agar kesetaraan akses vaksin bagi seluruh negara segera direalisasikan, termasuk melalui mekanisme berbagi dosis lewat Covax Facilities," tegasnya.

Pemenuhan kebutuhan pendanaan vaksin multilateral, peningkatan produksi vaksin global termasuk, penguatan global supply chain vaksin termasuk menghilangkan hambatan ekspor dan hambatan bahan baku vaksin, serta peningkatan diversifikasi dan volume produksi vaksin termasuk di negara berkembang menjadi sebuah keharusan.

Kedua, Jokowi memandang perlu adanya peningkatan perhatian dan bantuan kepada kelompok rentan akibat melambatnya kegiatan perekonomian.

Menurutnya, semua lapisan masyarakat terdampak pandemi, terutama bagi kelompok rentan. Untuk itu, jaminan dan perlindungan sosial merupakan bagian penting dari upaya pemulihan dari pandemi.

"Di Indonesia, kami telah alokasikan US$28,5 miliar untuk bantuan sosial. Tidak kurang dari 9,8 juta unit usaha mikro telah menerima bantuan keberlanjutan usaha," lanjut mantan wali kota Solo itu.

Ketiga, ia menekankan ekonomi dunia harus pulih secara bersama-sama. Beberapa negara di dunia telah mencatat pertumbuhan positif, namun hal itu hanya akan bermanfaat jika terjadi secara bersamaan.

Menurutnya, roda perekonomian dunia harus mulai bergerak bersama tanpa mengorbankan aspek kesehatan.

"Percepatan pemulihan ekonomi harus dilakukan dengan tetap mengutamakan kesehatan serta pembangunan berkelanjutan. Ke depan, kita harus mendorong investasi dalam pemulihan yang berketahanan, berkeadilan, dan hijau. Dukungan negara maju dalam transisi ekonomi hijau di negara berkembang harus diperkuat. Pembangunan yang lebih berkelanjutan dan inklusif harus menjadi landasan," paparnya.

Terakhir, Jokowi menegaskan kemitraan global harus diperkuat. Dalam situasi saat ini, komitmen kemitraan harus dipertebal.

Prinsip no one left behind harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Presiden Jokowi juga mendorong agar semua negara berkomitmen untuk menghindari me first policy.

"Mari kita bangun kepercayaan dan solidaritas untuk mencapai tujuan bersama. Semangat ini juga akan dibawa oleh Indonesia pada presidensi G20 Indonesia tahun depan dengan tema Recover Together, Recover Stronger. Di sini akan mengedepankan semangat kepemimpinan kolektif global untuk pemulihan dari pandemi dan pertumbuhan dunia yang inklusif," tandasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya