Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PADA 5 Juli, Maung Min (bukan nama sebenarnya) tiba-tiba merasa sesak napas dan kesulitan menggerakkan anggota tubuhnya. Veteran militer Myanmar berusia 59 tahun itu dilarikan kerabatnya ke rumah sakit umum di Yangon, namun ditolak karena mereka tiba “terlambat" pada sore hari.
Kemudian keluarga mencoba ke rumah sakit militer. Di sana, Maung Min dinyatakan positif covid-19, bersama keenam kerabat yang menyertainya. Tapi, rumah sakit hanya mau menerima Maung Min, sementara anggota keluarganya yang terinfeksi diminta pulang, menurut kesaksian keponakannya.
Maung Min meninggal keesokan harinya. Tragedi keluarga seperti ini terjadi di seluruh Myanmar ketika gelombang infeksi covid-19 melanda, semakin merusak negara yang tenggelam dalam krisis politik dan ekonomi.
Baca juga: Kasus Covid-19 di AS Melonjak Lagi
Hanya 60% pegawai Kementerian Kesehatan dan Olahraga Myanmar yang bekerja, menurut pengakuan kementerian itu sendiri. Sementara sebagian besar sisanya kemungkinan akan mogok, dalam upaya menggulingkan militer yang merebut kekuasaan pada 1 Februari.
Penindasan militer selama berbulan-bulan telah menimbulkan ketidakpercayaan pada sistem perawatan kesehatan. Dalam minggu-minggu setelah kudeta, pasukan menyerang atau menduduki fasilitas medis yang merawat pengunjuk rasa antijunta.
Pasien covid-19 mengatakan mereka menjauh dari rumah sakit karena takut ditangkap atau hanya karena mereka tahu rumah sakit tidak dapat mengatasi lonjakan infeksi.
“Pada covid-19 gelombang pertama dan kedua, pasien tidak perlu khawatir dengan obat-obatan, makanan, dan perbekalan kesehatan lainnya karena banyak donatur lokal. Orang membantu orang. Orang membantu pemerintah,” kata keponakan Maung Min yang tidak bersedia menyebut namanya.
"Sekarang, tidak ada yang mau menyumbang, bahkan air,” imbuhnya.
Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengakui, dalam konferensi pers pada Senin (12/7), bahwa situasinya kritis.
"Rumah sakit dan klinik dipenuhi pasien. Pusat karantina dipenuhi orang," kata Zaw.
"Mereka tidak bisa menerima pasien lagi,” imbuhnya.
Dia mengatakan militer sedang bekerja untuk membuka fasilitas medisnya bagi warga sipil.
Secara resmi, negara itu mencatat 89 kematian dan 5.014 kasus baru covid-19 pada Senin (12/7), meskipun ini disepelekan dibandingkan dengan beban kasus di negara tetangga Thailand, saat varian Delta yang sangat menular telah mendorong infeksi covid-19 harian baru menjadi 8.656 pada Selasa (13/7).
Tetapi para ahli kesehatan mengatakan tingkat keparahan wabah covid-19 terbaru Myanmar telah ditutupi oleh tingkat pengujian yang rendah di tengah gejolak politik.
Seorang dokter di Mandalay yang merawat pasien secara gratis mengatakan, "Sulit mengetahui jumlah pasti pasien covid-19 karena orang tidak melakukan tes dan tidak pergi ke rumah sakit. Hampir setiap orang sakit di rumah.”
“Staf medis bekerja dengan sangat terbatas,” katanya menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan.
"Kami membutuhkan konsentrator oksigen, ventilator, dan ruang untuk mengisolasi pasien covid-19. Kami membutuhkan banyak tempat tidur rumah sakit,” imbuhnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menandai risiko wabah yang memburuk di Myanmar pada awal Mei, mencatat bagaimana kegiatan terkait covid-19 pada pengawasan dan pelacakan kontak, pengujian laboratorium, manajemen kasus, dan vaksinasi saat ini terganggu.
Sebuah upaya vaksinasi yang dimulai pemerintah sipil yang berpusat pada vaksin AstraZeneca yang diproduksi India menjadi kacau akibat kudeta.
Bulan lalu, rezim mengumumkan telah menangkap mantan kepala vaksinasi Htar Htar Lin karena diduga bekerja dengan pemerintah bayangan yang terdiri dari anggota parlemen yang digulingkan dan sekutu mereka.
Sejauh ini, setidaknya 3,5 juta dosis vaksin telah diberikan kepada 55 juta orang Myanmar. Tiongkok menyumbangkan 500.000 dosis vaksin Sinopharm pada Mei.
Kepala Junta Min Aung Hlaing mengatakan Rusia telah setuju mengirim 2 juta dosis ke Myanmar dan juga membantu negara itu memproduksi vaksin.
Dalam beberapa pekan terakhir, antrian mengular dilaporkan di luar pabrik oksigen karena semakin banyak perawat berusaha mengisi ulang tangki mereka untuk pasien covid-19 di rumah.
Junta memerintahkan pabrik untuk mengarahkan pasokan oksigen mereka ke rumah sakit pemerintah dan pusat perawatan covid-19.
Kementerian kesehatan menjelaskan bahwa pembelian oksigen yang tidak perlu, menaikkan harganya dan menyarankan agar tidak memberikan oksigen di rumah tanpa pengawasan medis.
Jenderal Senior Min Aung Hlaing, Senin (12/7), membantah Myanmar kehabisan oksigen dengan mengatakan beberapa pihak mempermainkan masalah ini untuk kepentingan politik.
Tapi semua ini adalah kenyamanan dingin bagi Aung Kyaw (bukan nama sebenarnya), seorang petani di kotapraja Kalay di barat laut Myanmar dekat perbatasan India.
Penduduk di Kalay termasuk yang pertama mengangkat senjata melawan junta. Mereka telah terpukul dengan perintah tinggal di rumah di tengah gelombang infeksi.
Kakak perempuan Aung Kyaw, seorang perawat yang ambil bagian dalam gerakan pembangkangan sipil (CDM), kehilangan kesadaran bulan lalu saat menonton televisi di rumah.
Tes yang dilakukan oleh teman-temannya yang adalah perawat menunjukkan bahwa keenam orang yang tinggal di rumahnya terinfeksi covid-19.
“Kakak saya perawat CDM dari rumah sakit umum. Kalau dia ke sana, dia akan ditangkap,” katanya.
Keluarga itu kini dirawat di rumah oleh saudara perempuan Aung Kyaw yang lain, yang juga terinfeksi covid-19. Dia menghabiskan hari-harinya mengantri untuk membeli oksigen untuk mereka.
"Orang-orang tidak mempercayai institusi medis junta, jadi mereka harus menjaga diri mereka sendiri," katanya.
"Ada asosiasi amal yang memberikan tes covid-19 gratis untuk orang sakit. Tapi kami harus mencari dan membeli tabung oksigen sendiri, dengan bantuan orang-orang di lingkungan kami,” tambahnya.
Asosiasi akar rumput tidak yakin berapa lama mereka dapat mempertahankan pekerjaan mereka dalam kondisi saat ini.
"Ini di luar kendali," kata Khin Maung Tin, yang menjalankan badan amal medis di Mandalay.
"Rumah sakit kelebihan beban, jadi pasien covid-19 harus pulang. Sesampai di rumah, kadar oksigen mereka turun drastis dan mereka meninggal. Kami mengambil jenazahnya,” tuturnya.
Dia menambahkan, "Jika Anda bertanya kepada saya, apakah anda takut dengan covid-19, saya akan menjawab ya. Tapi saya tidak takut karena saya perlu membantu semua orang ini.” (Straitstimes/OL-1)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
KOMISI Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) masih harus menganalisis terlebih dulu laporan dugaan penjualan senjata oleh pemerintah Indonesia ke Myanmar.
JUNTA Myanmar dituding membahayakan nyawa pemimpin sipil yang dipenjara, Aung San Suu Kyi. Hal ini diungkapkan partai politik Suu Kyi.
SEKJEN PBB Antonio Guterres menyampaikan pihaknya mendukung penuh inisiatif kepresidenan ASEAN dan 5 poin konsensus untuk menuntaskan krisis di Myanmar.
MALAYSIA telah menyerukan agar KTT ASEAN bisa memberikan tindakan tegas terhadap para jenderal Myanmar.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang masih harus dilakukan ASEAN untuk membantu mengatasi krisis Myanmar.
KELOMPOK masyarakat sipil yang bekerja di Myanmar telah mengkritik Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths atas kunjungannya ke negara tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved