Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Irak Kutuk Serangan AS terhadap Pejuang Pro-Iran

Mediaindonesia.com
28/6/2021 20:38
Irak Kutuk Serangan AS terhadap Pejuang Pro-Iran
Siaran TV Suriah menunjukkan asap mengepul dari fasilitas yang digunakan oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran.(AFP/TV Suriah.)

IRAK pada Senin (28/6) mengutuk serangan udara Amerika Serikat terhadap kelompok bersenjata yang didukung Iran di perbatasan Suriah-Irak. Serangan itu menewaskan sedikitnya tujuh pejuang dan memicu seruan untuk membalas dendam dari faksi bersenjata Irak.

Serangan kedua terhadap target pro-Iran sejak Presiden AS Joe Biden menjabat digambarkan oleh Pentagon sebagai pembalasan. Hal itu menyebabkan kekhawatiran eskalasi baru antara Teheran dan Washington. Padahal keduanya tengah berupaya menghidupkan kembali kesepakatan mengenai program nuklir Iran.

Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhemi mengutuk serangan itu sebagai pelanggaran terang-terangan dan tidak dapat diterima terhadap kedaulatan Irak dan keamanan nasional Irak. "Irak mengulangi penolakannya untuk menjadi arena penyelesaian dendam," tambah Kadhemi dalam pernyataan. Ia mendesak semua pihak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

Hashed, aliansi paramiliter Irak yang mencakup beberapa proksi Iran dan telah menjadi perantara kekuatan utama di Baghdad, mengatakan serangan itu menewaskan empat pejuangnya di wilayah Qaim, sekitar 13 kilometer (delapan mil) jauhnya dari perbatasan.

Para pejuang ditempatkan di sana untuk mencegah para jihadis menyusup ke Irak, kata kelompok itu. Mereka menyangkal mengambil bagian dalam setiap serangan terhadap kepentingan atau personel AS. "Kami memiliki hak hukum untuk menanggapi serangan ini dan meminta pertanggungjawaban pelaku di tanah Irak," kata Hashed.

Juru bicara pertahanan AS John Kirby mengatakan bahwa tiga fasilitas militer yang digunakan oleh milisi yang didukung Iran itu telah diserang Minggu (27/6) malam hingga Senin, tepatnya dua di Suriah dan satu di Irak. Kirby mengatakan target telah digunakan oleh milisi didukung Iran yang terlibat dalam serangan kendaraan udara tak berawak (UAV) terhadap personel dan fasilitas AS di Irak.

Kepentingan AS

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang mengandalkan jaringan sumber di wilayah Suriah, mengatakan tujuh pejuang tewas dalam serangan pada dini hari Senin waktu setempat. Sedikitnya enam pejuang lagi terluka dan sasaran termasuk gudang senjata dekat Albu Kamal, kota Suriah, yang terletak di perbatasan melintasi sungai Efrat, kata pemantau yang berbasis di Inggris.

Kantor berita SANA yang dikelola pemerintah Suriah mengatakan satu anak tewas dalam serangan itu tetapi memberikan sedikit rincian. Sekitar 2.500 tentara Amerika di Irak menjadi bagian dari koalisi internasional untuk memerangi kelompok ISIS. Kepentingan AS di Irak menjadi sasaran dalam lebih dari 40 serangan tahun ini.

Sebagian besar bom menyerang konvoi logistik, tetapi tembakan roket dan drone yang dikemas dengan bahan peledak juga telah digunakan dalam serangan yang beberapa di antaranya diklaim oleh faksi-faksi pro-Iran. Mereka berharap dapat menekan Washington agar menarik semua pasukannya.

"Mengingat serangkaian serangan yang sedang berlangsung oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran yang menargetkan kepentingan AS di Irak, presiden mengarahkan tindakan militer lebih lanjut untuk mengganggu dan mencegah serangan semacam itu," kata Kirby.

"Secara khusus, serangan AS menargetkan fasilitas operasional dan penyimpanan senjata di dua lokasi di Suriah dan satu lokasi di Irak. Keduanya terletak dekat dengan perbatasan antara negara-negara itu," tambahnya.

Kataeb Hezbollah dan Kataeb Sayyid al-Shuhada, dua faksi bersenjata Irak yang memiliki hubungan dekat dengan Teheran, termasuk di antara beberapa kelompok milisi didukung Iran yang telah menggunakan fasilitas itu, kata Kirby.

Kesepakatan nuklir

Beberapa kelompok milisi yang membentuk Hashed al-Shaabi telah dikerahkan di Suriah selama bertahun-tahun untuk mendukung pasukan rezim dan memajukan kepentingan Iran di negara itu.

Pada Februari, serangan AS terhadap fasilitas di Suriah timur yang digunakan oleh kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran menewaskan lebih dari 20 pejuang, menurut Observatorium.

Serangan AS terbaru terjadi dua hari setelah Amerika Serikat dan Prancis memperingatkan Iran bahwa waktu hampir habis untuk kembali ke kesepakatan nuklir. Keduanya menyuarakan kekhawatiran bahwa kegiatan nuklir Teheran dapat meningkat jika pembicaraan berlarut-larut.

Kembali ke perjanjian nuklir Iran pada 2015 telah menjadi janji utama Biden setelah dihancurkan oleh pendahulunya Donald Trump. "Kami memiliki kepentingan nasional untuk mencoba mengembalikan masalah nuklir ke dalam kotak seperti semula di bawah kesepakatan, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

 

Badan pengawas nuklir PBB mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya tidak menerima jawaban dari Teheran atas kemungkinan perpanjangan perjanjian sementara yang mencakup inspeksi di fasilitas nuklir Iran yang berakhir pada Kamis. Pengumuman serangan datang satu hari sebelum Biden bertemu di Gedung Putih dengan Reuven Rivlin, presiden Israel, musuh bebuyutan Iran. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya