Singapura Siapkan Panduan Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Basuki Eka Purnama
24/6/2021 09:19
Singapura Siapkan Panduan Hidup Berdampingan dengan Covid-19
Seorang warga tiba untuk mengikuti tes swab di lantai dasar sebuah komplek perumahan di Singapura.(AFP/Roslan RAHMAN)

PEMERINTAH Singapura sedang menyusun peta jalan tentang bagaimana hidup lebih normal dengan covid-19 dengan harapan virus itu akan menjadi endemik seperti influenza ketika tingkat vaksinasi meningkat. Hal itu diungkapkan para menteri Singapura, yang memimpin gugus tugas memerangi virus korona di negara itu.

Negara-kota tersebut telah memvaksin sekitar setengah dari 5,7 juta penduduk mereka dengan setidaknya satu dosis vaksin yang dikembangkan Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Saat kecepatan vaksinasi Singapura relatif tinggi, negara itu lebih lambat dalam melanjutkan kegiatan sosial dan perjalanan, dibandingkan dengan tempat lain dengan tingkat inokulasi serupa.

Baca juga: 90% Kasus Covid-19 di Moskow dari Varian Delta

"Sudah 18 bulan sejak pandemi dimulai dan orang-orang kami lelah berperang. Semua bertanya, Kapan dan bagaimana pandemi akan berakhir?" kata menteri Gan Kim Yong, Lawrence Wong, dan Ong Ye Kung dalam sebuah opini di surat kabar The Straits Times, Kamis (24/6).

Singapura memiliki aturan ketat yang mengatur pertemuan sosial, pemakaian masker, pelacakan kontak, dan perjalanan.

Menteri perdagangan, keuangan, dan kesehatan Singapura itu berharap setidaknya dua pertiga dari populasi divaksin penuh dengan dua dosis saat Hari Kemerdekaan Singapura, 9 Agustus mendatang.

"Kami bekerja untuk memajukan pengiriman vaksin dan mempercepat prosesnya," ungkap mereka.

Ketika negara mencapai tonggak vaksinasi, pada waktunya, alih-alih memantau jumlah infeksi harian, pihak berwenang akan fokus pada hasil seperti berapa banyak yang jatuh sakit.

Mereka yang terinfeksi akan diizinkan pulih di rumah, sehingga akan ada lebih sedikit kekhawatiran tentang sistem perawatan kesehatan yang sedang tertekan.

Tes covid-19 tidak akan menjadi alat untuk memagari dan mengarantina orang, tetapi akan lebih digunakan untuk memastikan bahwa acara, kegiatan sosial, dan perjalanan ke luar negeri dapat berlangsung dengan aman.

Para menteri mengatakan orang akan dapat melakukan perjalanan lagi setidaknya ke negara-negara yang juga mengendalikan virus, dengan pengujian dan vaksinasi menghilangkan kebutuhan akan karantina. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
  • Kolaborasi Lembaga Ilmiah Tangani Covid-19

    04/3/2020 20:38

    Hingga saat ini PCR diagnostic test yang telah lulus uji validasi berjumlah 250 kit dari target 50 ribu kit pada akhir Mei

  • 1.000 Partikel Tepercik saat Berbicara

    04/3/2020 20:38

    Peneliti menaksir 1 menit berbicara keras menghasilkan lebih dari 1.000 droplet mengandung virus yang akan tetap mengudara selama 8 menit atau lebih dalam ruang tertutup.

  • Virus Korona Pengaruhi Ritme Tidur

    04/3/2020 20:38

    Situasi ini memiliki dua konsekuensi pada individu, yakni insomnia atau kantuk berlebihan. Keduanya menyebabkan kerugian fungsional

  • Lockdown dan Emisi Karbon Global

    04/3/2020 20:38

    Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural

  • Vitamin K Bantu Lawan Covid-19

    04/3/2020 20:38

    Vitamin K adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru.

  • Nyamuk tidak Dapat Menularkan Covid-19

    04/3/2020 20:38

    Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.