Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

90% Kasus Covid-19 di Moskow dari Varian Delta

Atikah Ishmah Winahyu
24/6/2021 07:48
90% Kasus Covid-19 di Moskow dari Varian Delta
Warga mengenakan masker saat berjalan di pusat kota Moskow, Rusia.(AFP/Dimitar DILKOFF)

SEBANYAK 90% kasus covid-19 baru yang terdeteksi di Moskow, Rusia, merupakan varian virus Delta yang lebih menular.

Lonjakan kasus covid-19 yang disebabkan varian yang pertama kali terdeteksi di India itu juga mendorong Prancis memasukkan Rusia ke dalam daftar negara-negara yang dilarang untuk perjalanan nonesensial.

Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan sistem perawatan kesehatan Moskow beroperasi mendekati kapasitas maksimalnya setelah terjadi lonjakan, yang mendorongnya untuk memberlakukan pembatasan baru di kota berpenduduk 13 juta itu, serta langkah-langkah keras untuk mendorong warga mau divaksin.

Baca juga: Kasus Varian Covid-19 Delta Plus di India Bertambah 40

Upaya baru yang ditujukan untuk meningkatkan jumlah vaksinasi yang lambat di Rusia, termasuk memerintahkan semua pekerja publik untuk divaksinasi terhadap covid-19, juga mendorong beberapa warga membeli sertifikat vaksinasi palsu di pasar gelap.

Iklan sertifikat vaksinasi palsu dengan mudah ditemukan di aplikasi messenger Telegram, menargetkan warga Rusia yang tidak mau divaksinasi tetapi ingin mempertahankan pekerjaan mereka. Harga naik dengan cepat dan permintaan tampaknya meningkat.

Otoritas kesehatan Moskow mengatakan mereka mengawasi dengan cermat tetapi belum mengidentifikasi sertifikat palsu.

Lima bulan setelah kampanye vaksinasi, hanya 18 juta warga Rusia dari populasi sekitar 144 juta yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin pada 2 Juni.

Pekan lalu, otoritas kota Moskow memberi pimpinan layanan publik waktu sekitar sebulan untuk memastikan 60% staf mereka telah divaksinasi atau menghadapi denda.

Minggu ini, Wali Kota Moskow memerintahkan bar dan restoran di ibu kota untuk melayani warga hanya jika mereka telah divaksinasi atau telah sembuh dari covid-19.

Warga yang tidak divaksinasi harus ditolak dari perawatan rumah sakit nondarurat.

Dalam beberapa hari setelah peringatan kepada pemberi kerja layanan publik Moskow, pencarian Google untuk "beli sertifikat vaksinasi" di wilayah Moskow meningkat 10 kali lipat, kata analis data Boris Ovchinnikov, salah satu pendiri agen analisis internet.

“Pencarian tempat untuk mendapatkan vaksin di Moskow naik hanya 2,5 kali,” katanya.

Seorang pekerja sektor publik yang membeli sertifikat palsu ilegal untuk dirinya dan istrinya, dua bulan lalu, mengatakan mereka masing-masing telah membayar 5.000 rubel. Mereka juga dimasukkan dalam daftar online resmi orang yang divaksinasi.

Pekan lalu, rekannya mendekati penjual pasar gelap yang sama, tetapi diberitahu harganya telah naik menjadi sekitar 15.000 rubel.

Penduduk Moskow lainnya ditawari sertifikat dan entri pada daftar online resmi untuk 10.000 rubel. Penjual menambahkan 2.000 rubel untuk pengiriman ke rumah.

Banyak orang Rusia menolak upaya pemerintah membujuk dan memaksa warga agar mendapatkan vaksin.

Hanya pada seperdelapan populasi, tingkat vaksinasi jauh lebih rendah daripada di sebagian besar negara Barat meskipun Rusia telah memproduksi vaksin covid-19 sendiri, Sputnik V.

Rusia sering mengutip ketakutan akan produk medis baru itu dan ketakutan mereka diperparah oleh ketidakpercayaan yang meluas terhadap pihak berwenang dan laporan media negatif tentang vaksin buatan luar negeri.

Seorang perempuan yang mengatakan dia membeli sertifikat palsu, Mei lalu, dan juga menerima entri dalam daftar resmi melalui seorang kenalan dokter mengatakan dia yakin dosis vaksin yang seharusnya dia ambil telah dibuang.

Polisi Moskow, dalam sebuah pernyataan, Jumat (18/6) lalu, mengatakan mereka telah membuka 24 kasus pidana terhadap produsen sertifikat vaksinasi palsu.

“Siapa pun yang kedapatan memberikan sertifikat tersebut akan dikenakan proses pidana,” kata Departemen Kesehatan.

Sebuah survei terhadap lebih dari 1.600 manajer perusahaan di Moskow dan wilayah Moskow oleh konsultan Action-MCFR menemukan bahwa lebih dari satu dari empat orang percaya bahwa vaksinasi seharusnya tidak wajib dan ingin menghindari kepatuhan terhadap perintah tersebut.

Sekitar 6% mengatakan mereka akan menggunakan sertifikat palsu untuk mengatasi masalah tersebut. (Straitstimes/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya