Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan covid-19 bergerak lebih cepat daripada vaksin. Organisasi tersebut juga mengatakan janji G7 untuk berbagi satu miliar dosis dengan negara-negara miskin tidak cukup.
Para pemimpin kesehatan global juga memperingatkan janji itu terlalu sedikit, terlalu terlambat, dengan lebih dari 11 miliar suntikan yang diperlukan.
"Saya menyambut baik pengumuman negara-negara G7 akan menyumbangkan 870 juta dosis vaksin (baru), terutama melalui Covax," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan.
"Ini adalah bantuan besar, tetapi kita membutuhkannya lebih banyak dan lebih cepat. Saat ini, virus bergerak lebih cepat daripada distribusi vaksin secara global," ucapnya.
Diutarakannya, lebih dari 10 ribu orang meninggal setiap hari.
"Komunitas ini membutuhkan vaksin, dan mereka membutuhkannya sekarang, bukan tahun depan," tambahnya.
Sementara orang-orang di banyak negara kaya menikmati kembalinya ke kehidupan normal, berkat tingkat vaksinasi yang tinggi, vaksin tetap langka di bagian dunia yang kurang mampu.
Baca juga: Juli, Ditargetkan Vaksinasi Satu Juta Warga per Hari
Dalam hal dosis yang diberikan, ketidakseimbangan antara G7 dan negara-negara berpenghasilan rendah, seperti yang didefinisikan oleh Bank Dunia adalah 73 banding satu.
Banyak dari dosis G7 yang disumbangkan akan disaring melalui Covax, badan global yang bertanggung jawab untuk memastikan distribusi vaksin yang adil.
Dijalankan oleh WHO, aliansi vaksin Gavi dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) hingga saat ini telah mengirimkan lebih dari 87 juta dosis vaksin ke 131 negara. Angka tersebut jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan.
WHO menginginkan setidaknya 70% populasi dunia divaksinasi pada pertemuan G7 berikutnya di Jerman tahun depan.
"Untuk melakukan itu, kita membutuhkan 11 miliar dosis. G7 dan G20 bisa mewujudkannya," ujar Tedros.
Badan amal medis Doctors Without Borders mempertanyakan seberapa tulus G7 dalam mengejar kesetaraan vaksin.
"Kita perlu melihat lebih banyak kejelasan tentang jumlah sebenarnya dari dosis yang disumbangkan, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menerjemahkan janji mereka menjadi dampak dan akses nyata," kata Hu Yuanqiong dari badan amal medis.
Selain pembagian dosis, rencana pertempuran anti-pandemi G7 mencakup komitmen untuk mencegah pandemi di masa depan -- dengan memangkas waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan melisensikan vaksin hingga di bawah 100 hari, memperkuat pengawasan global, dan memperkuat WHO.
Tetapi para pengamat menyuarakan skeptisisme atas kesediaan mereka untuk menindaklanjuti poin terakhir khususnya.
"Saya akan percaya pada titik (itu) ketika kontribusi untuk WHO meningkat," cuit Ilona Kickbusch, direktur pendiri dan ketua Pusat Kesehatan Global di Jenewa, di Twitter. (AFP/OL-5)
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved