Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
BADAN pengawas nuklir PBB, Senin (31/5), menyatakan keprihatinan mereka bahwa Iran belum mengklarifikasi pertanyaan atas kemungkinan aktivitas nuklir yang tidak diumumkan setelah terungkap bahwa cadangan uranium 'Negeri Para Mullah' itu telah 16 kali melebihi ambang batas.
Dua laporan yang dikeluarkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Senin (31/5), adalah laporan substantif pertama sejak Iran menangguhkan beberapa inspeksi pada Februari lalu.
IAEA mengatakan hasil pekerjaan inspeksi mereka telah menetapkan indikasi yang jelas bahwa bahan dan/atau peralatan nuklir yang terkontaminasi oleh bahan nuklir telah ada di tiga lokasi yang tidak diumumkan, dengan sebagian besar aktivitas yang dimaksud berasal dari awal 2000-an.
Baca juga: Hamas Siap Lakukan Pertukaran Tahanan dengan Israel
Badan tersebut juga mengatakan Iran telah gagal menjawab pertanyaan mengenai situs keempat tempat uranium alam mungkin telah hadir antara 2002 dan 2003 dalam bentuk cakram logam.
Dalam laporan terpisah, IAEA mengatakan jumlah persediaan uranium yang diperkaya Iran mencapai sekitar 16 kali lipat dari batas yang ditetapkan dalam kesepakatan 2015.
IAEA memperkirakan cadangan uranium Iran mencapai 3.241 kilogram. Jumlah itu jauh melampaui batasan yang telah ditetapkan dalam kesepakatan 2015 yaitu sebesar 300 kilogram uranium dalam bentuk senyawa tertentu atau setara dengan 202,8 kilogram uranium. (AFP/OL-1)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk dikerahkan ke wilayah yang tepat.
Pemerintah harus mengirim tenaga ahli ke negara-negara maju yang telah mengoperasionalkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
PEMERINTAH Rusia kembali menegaskan sikap tegasnya terkait kebijakan pertahanan nasional, khususnya soal doktrin nuklir.
KETIKA Israel secara intensif menggempur berbagai fasilitas nuklir Iran dalam eskalasi terbaru, dunia justru kembali mengalihkan perhatian pada program nuklir rahasia Israel, Dimona.
Pandangan pemerintah AS terhadap dampak kerusakan pada tiga situs nuklir utama Iran masih konsisten, dan penilaian tersebut sejauh ini tidak mengalami perubahan.
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), sebagai subholding dari PT Pertamina menyatakan keinginan untuk mengembangkan PLTN di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved