Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Intelijen AS Sebut Korut Bisa Lanjutkan Uji Coba Nuklir Lagi

Nur Aivanni
14/4/2021 08:54
Intelijen AS Sebut Korut Bisa Lanjutkan Uji Coba Nuklir Lagi
KCNA merilis foto pada Kamis (8/4) menampilkan pemimpin Korut Kim Jong-un hadiri Konferensi ke-19 Partai Pekerja Korea di Pyongyang, Korut.( STR / KCNA VIA KNS / AFP)

KOREA Utara (Korut) melanjutkan uji coba nuklir tahun ini sebagai cara untuk memaksa pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengadakan dialog. Hal itu disampaikan pakar intelijen AS dalam sebuah laporan yang dirilis pada Selasa.

"Pemimpin Korut Kim Jong Un dapat mengambil sejumlah tindakan agresif dan berpotensi mengganggu kestabilan untuk membentuk kembali lingkungan keamanan regional dan mendorong perselisihan antara Amerika Serikat dan sekutunya - hingga dan termasuk dimulainya kembali uji coba senjata nuklir dan rudal balistik antarbenua (ICBM)," kata Kantor Direktur Intelijen Nasional dalam sebuah laporan yang membahas ancaman yang dihadapi AS di seluruh dunia.

"Kami menilai bahwa Kim memandang senjata nuklir sebagai pencegah utama terhadap intervensi asing dan percaya bahwa seiring waktu dia akan mendapatkan penerimaan dan penghormatan internasional sebagai kekuatan nuklir," kata laporan itu.

Korut belum menguji rudal jarak jauh dalam lebih dari tiga tahun, dan telah membiarkan pintu terbuka untuk pembicaraan dengan AS tentang denuklirisasi semenanjung Korea.

Tetapi laporan itu mengatakan bahwa Kim mungkin mempertimbangkan apakah akan melanjutkan uji coba rudal atau nuklir jarak jauh tahun ini untuk mencoba memaksa Amerika Serikat menghadapinya dengan persyaratan Pyongyang.

Laporan sebanyak 27 halaman itu juga membahas program nuklir Iran, dan mengantisipasi pengumuman Iran bahwa mereka akan mulai memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen.

Hal itu akan membawanya selangkah lebih dekat ke ambang batas 90 persen yang dibutuhkan uranium untuk digunakan dalam senjata nuklir.

"Kami terus menilai bahwa Iran saat ini tidak melakukan kegiatan pengembangan senjata nuklir utama yang kami nilai akan diperlukan untuk memproduksi perangkat nuklir," kata laporan itu.

"Jika Teheran tidak menerima keringanan sanksi, pejabat Iran mungkin akan mempertimbangkan opsi mulai dari memperkaya uranium hingga 60 persen untuk merancang dan membangun reaktor air berat baru 40 megawatt," kata laporan itu.

Pengumuman Iran pada Selasa (13/4) itu datang dua hari setelah ledakan di fasilitas nuklir utamanya di Natanz, yang dituduhkannya pada musuh bebuyutan Israel.

Perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan utama dunia menyerukan Iran untuk memodifikasi reaktor air beratnya di Arak, yang berada di bawah kendali internasional.(AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik