Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pasukan Keamanan Myanmar Gelar Penggerebekan Tengah Malam

Atikah Ishmah Winahyu
07/3/2021 06:53
Pasukan Keamanan Myanmar Gelar Penggerebekan Tengah Malam
Polisi memukuli demonstran anti kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/3/2021).(STR/AFP)

PASUKAN keamanan Myanmar melepaskan tembakan dalam penggerebekan di Yangon pada Sabtu (6/3) malam, setelah sebelumnya membubarkan aksi protes terhadap kudeta dengan gas air mata dan granat kejut. Situasi di Myanmar semakin kacau sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. Demonstrasi dan pemogokan harian mengancam kegiatan bisnis dan melumpuhkan pemerintahan.

Terjadi protes sporadis di seluruh Myanmar pada hari Sabtu dan media lokal melaporkan bahwa polisi menembakkan peluru gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan protes di distrik Sanchaung di Yangon. Tidak ada laporan korban jiwa. Saat larut malam, penduduk mengatakan tentara dan polisi bergerak ke beberapa distrik di Yangon dan melepaskan tembakan. Mereka menangkap sedikitnya tiga orang di Kotapraja Kyauktada. Penduduk sekitar tidak tahu alasan penangkapan itu.

"Mereka meminta untuk menangkap ayah dan saudara laki-laki saya. Apakah tidak ada yang akan membantu kami? Jangan pernah menyentuh ayah dan saudara laki-laki saya. Bawa kami juga jika Anda ingin membawa mereka," teriak seorang wanita saat seorang aktor dan putranya dibawa pergi.

"Tentara juga datang mencari pengacara yang bekerja untuk Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi, tetapi tidak dapat menemukannya," kata seorang anggota parlemen yang sekarang dibubarkan, Sithu Maung, dalam sebuah unggahan di Facebook.

Lebih dari 1.500 orang telah ditangkap oleh junta, menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik. Asosiasi ini dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa lebih dari 50 pengunjuk rasa telah tewas. Pihak berwenang Myanmar mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah menggali jenazah Kyal Sin yang berusia 19 tahun, yang telah menjadi ikon gerakan protes setelah dia ditembak mati di kota Mandalay pada Rabu.

MRTV yang dikelola negara mengatakan, hasil investigasi bedah menunjukkan gadis itu tidak mungkin dibunuh oleh polisi karena proyektil yang salah ditemukan di kepalanya dan dia ditembak dari belakang, sedangkan polisi ada di depan. Foto-foto pada hari itu menunjukkan kepalanya berpaling dari pasukan keamanan beberapa saat sebelum dia terbunuh. Para penentang kudeta menuduh pihak berwenang berusaha menutup-nutupi kasus tersebut.

Tewasnya sejumlah demonstran telah memicu kemarahan di Barat dan juga dikecam oleh sebagian besar negara demokrasi di Asia. Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya telah memberlakukan sanksi terbatas pada junta. 

Pelobi Israel-Kanada Ari Ben-Menashe yang dipekerjakan oleh junta Myanmar, mengatakan bahwa para jenderal ingin meninggalkan politik dan berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat dan menjauhkan diri dari Tiongkok. Dia mengatakan Aung San Suu Kyi telah tumbuh terlalu dekat dengan Tiongkok untuk disukai para jenderal.

"Ada dorongan nyata untuk bergerak ke Barat dan Amerika Serikat daripada mencoba lebih dekat dengan Tiongkok," kata Ben-Menashe.

"Mereka ingin keluar dari politik sepenuhnya, tapi ini sebuah proses," tambahnya.

baca juga: Junta Militer Myanmar Kembali Putus Koneksi Internet

Ben-Menashe mengatakan dia juga telah ditugaskan untuk mencari dukungan Arab untuk rencana pemulangan pengungsi Rohingya, ratusan ribu di antaranya diusir dari Myanmar pada 2017 dalam tindakan keras militer setelah serangan pemberontak. Pemimpin Junta dan panglima militer Min Aung Hlaing telah berada di bawah sanksi Barat bahkan sebelum kudeta atas perannya dalam operasi itu, yang menurut penyelidik PBB dilakukan dengan niat genosida. (CNA/OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya