Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Paus Serukan Perdamaian antara Umat Muslim dan Kristen di Irak

Atikah Ishmah Winahyu
07/3/2021 05:57
Paus Serukan Perdamaian antara Umat Muslim dan Kristen di Irak
Paus Fransiskus memimpin misa di Katedral Saint Joseph Baghdad pada hari kedua kunjungan paus pertama ke Irak, Sabtu (6/3/2021).( Ayman HENNA / AFP)

PAUS Fransiskus meminta para pemimpin Muslim dan Kristen Irak untuk mengesampingkan permusuhan dan bekerja sama untuk perdamaian dan persatuan dalam pertemuan antaragama di Irak.

"Ini adalah religiusitas yang benar, untuk menyembah Tuhan dan untuk mencintai sesama kita," kata Paus pada pertemuan Sabtu (6/3).

Paus Fransiskus melakukan perjalanan ke reruntuhan Ur di Irak selatan untuk memperkuat pesannya tentang toleransi antaragama dan persaudaraan selama kunjungan kepausan pertama kali ke negara yang terpecah oleh perpecahan agama dan etnis itu.

"Dari tempat ini, di mana iman lahir, dari tanah bapak kita Abraham, marilah kita tegaskan bahwa Tuhan itu penyayang dan bahwa penghujatan terbesar adalah mencemarkan nama-Nya dengan membenci saudara-saudari kita," ujarnya.

"Permusuhan, ekstremisme, dan kekerasan tidak lahir dari hati yang religius, mereka adalah pengkhianatan terhadap agama," tambahnya.

Paus mengatakan, tidak akan pernah ada perdamaian selama rakyat Irak memandang orang-orang dari agama yang berbeda sebagai pihak lain.

"Perdamaian tidak menuntut pemenang atau pecundang, melainkan saudara dan saudari yang, untuk semua kesalahpahaman dan luka di masa lalu, sedang melakukan perjalanan dari konflik menuju persatuan," ucapnya.

Paus yang memulai kunjungan tiga hari ke Irak di Baghdad pada Jumat, diperkirakan melakukan misa pada Sabtu malam di Katedral Kaldea Santo Yusuf di ibu kota.

Sebelumnya pada hari Sabtu, Paus Fransiskus dan pemimpin Muslim Syiah Irak Grand Ayatollah Ali al-Sistani menyampaikan pesan kuat tentang hidup berdampingan secara damai, mendesak umat Islam di negara Arab yang lelah perang untuk merangkul minoritas Kristen yang telah lama terkepung di Irak selama pertemuan bersejarah di kota suci Najaf.

Grand Ayatollah Ali al-Sistani mengatakan otoritas agama memiliki peran dalam melindungi orang-orang Kristen Irak, dan bahwa orang Kristen harus hidup dalam damai dan menikmati hak yang sama seperti orang Irak lainnya. Vatikan mengatakan, Paus Fransiskus berterima kasih kepada al-Sistani karena telah mengangkat suaranya untuk membela yang paling lemah dan paling teraniaya selama beberapa masa paling kejam dalam sejarah Irak baru-baru ini.

baca juga: Paus Fransiskus Bertemu Ulama Syiah Terkemuka di Irak

Pada Minggu (7/3) Paus akan melakukan perjalanan ke utara ke Mosul, bekas benteng ISIS, di mana gereja dan bangunan lain masih menanggung bekas konflik. Direktur proyek Prakarsa Irak dan peneliti senior program Timur Tengah dan Afrika Utara di Chatham House Renad Mansour, mengatakan bahwa kata-kata Paus penting sebagai simbol.

"Adalah baik bagi umat Kristiani di Irak serta semua warga Irak untuk memiliki pemimpin senior, pemimpin agama senior berkumpul dan menekankan pentingnya hidup berdampingan. Tapi bagaimana itu diterjemahkan ke dalam hak asasi manusia, hak warga negara dasar bagi orang Irak itu?" katanya.

"Dari perspektif kepemimpinan Irak, ini adalah kisah Irak yang tidak sering kita dengar setidaknya dari tahun 2003 jika tidak sebelumnya, kisah konflik, kisah sektarianisme. Ini adalah kisah mencoba melihat ke masa depan yang lebih baik, tetapi tentu saja, tantangan tetap ada," tandasnya. (Aljazeera/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik