Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Paus Fransiskus Bertemu Ulama Syiah Terkemuka di Irak

Nur Aivanni
06/3/2021 17:00
Paus Fransiskus Bertemu Ulama Syiah Terkemuka di Irak
Paus Fransiskus menyelenggarakan layanan antaragama dengan banyak minoritas agama Irak yang hadir di House of Abraham di kota kuno Ur.(AFP/Ahmad Al-Rubaye.)

PAUS Fransiskus mengadakan pertemuan simbolis dengan salah satu tokoh Islam Syiah terkemuka pada hari kedua kunjungannya ke Irak. Pertemuan Paus dengan Ayatollah Ali al-Sistani, pemimpin spiritual bagi jutaan Muslim Syiah, dilakukan di kota Najaf.

Itu merupakan kunjungan internasional pertama Paus sejak dimulainya pandemi dan kunjungan paus yang pertama ke Irak. Keberadaan pandemi covid-19 dan kekhawatiran soal keamanan telah membuat kunjungan Paus tersebut sebagai yang paling berisiko.

Pemimpin gereja Katolik itu sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa dia merasa berkewajiban untuk melakukan perjalanan simbolik itu. Ia akan mengunjungi beberapa situs selama empat hari di Irak.

Tidak ada rincian yang diberikan tentang pembicaraan Paus dengan ulama terkemuka Syiah itu, tetapi mereka cenderung berfokus pada masalah antaragama seperti minoritas Kristen di Irak. Negara itu telah dilanda gelombang kekerasan sejak invasi yang dipimpin AS ke Irak pada 2003.

Paus kemudian akan melakukan perjalanan ke kota kuno Ur, yang diyakini sebagai tempat kelahiran Nabi Ibrahim. Sekitar 10.000 personel Pasukan Keamanan Irak dikerahkan untuk melindungi Paus selama kunjungannya. Jam malam juga diberlakukan untuk membatasi penyebaran virus korona.

Beberapa kelompok militan Syiah dilaporkan menentang kunjungan tersebut. Mereka mengatakan bahwa tur itu sama dengan campur tangan Barat dalam urusan negara tersebut.

Tak lama setelah disambut oleh Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi di Bandara Baghdad pada Jumat, Paus menyerukan diakhirinya tindakan kekerasan dan ekstremisme, faksi, dan intoleransi. "Irak telah menderita dampak perang yang menghancurkan, bencana terorisme, dan konflik sektarian," katanya dalam pidatonya.

Dia mengatakan bahwa komunitas Kristen yang semakin berkurang di negara itu harus memiliki peran yang lebih penting sebagai warga negara dengan hak, kebebasan, dan tanggung jawab penuh. Salah satu komunitas Kristen tertua di dunia itu telah mengalami penurunan jumlah selama dua dekade terakhir dari 1,4 juta menjadi sekitar 250.000, kurang dari 1% dari populasi di Irak.

Banyak yang melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari kekerasan yang melanda negara itu. Kejadian tersebut berlangsung sejak invasi yang dipimpin AS pada 2003 untuk menggulingkan Saddam Hussein.

Pada Minggu, Paus akan mengunjungi Mosul. Dia akan berdoa di Church Square untuk para korban perang dengan ISIS yang menewaskan puluhan ribu warga sipil.

Dia pun dijadwalkan untuk memimpin misa di suatu stadion di Irbil. Paus juga akan mengunjungi Qaraqosh, tempat umat Kristen telah kembali sejak kekalahan ISIS pada 2017. (BBC/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik