Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Hanya 4% dari Penelitian Covid-19 yang Relevan dengan Afrika

Nur Aivanni
02/3/2021 09:21
Hanya 4% dari Penelitian Covid-19 yang Relevan dengan Afrika
Seorang terapis mendapat vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Prince Mshiyeni Hospital, Umlazi, Durban, Afrika Selatan.(MLUNGIS MBELE / AFP)

HANYA 4% dari penelitian ilmiah tentang Covid-19 yang relevan dengan Afrika, meskipun benua itu memiliki hampir seperlima dari umat manusia, menurut sebuah analisis yang dipublikasikan pada Selasa.

Dengan hampir empat juta kasus yang dikonfirmasi di seluruh benua, penulis studi tersebut mengatakan relatif kurangnya penelitian di Afrika atau ditulis orang Afrika menambah bukti kolonialitas dalam penelitian kesehatan global dan pengambilan keputusan.

Peneliti menganalisis lebih dari 2.000 artikel artikel yang ditinjau rekan sejawat yang diterbitkan di 10 jurnal kesehatan dan medis terkemuka antara 1 Januari dan 30 September 2020.

Hanya 94 dari 2.196 artikel yang dipelajari atau sekitar 4% berisi konten yang terkait dengan Afrika atau negara Afrika tertentu, menurut analisis tersebut.

Dalam artikel yang relevan dengan Afrika, hanya 210 dari 619 penulis yang terdaftar adalah orang Afrika - 34%.

Itu berarti bahwa dua pertiga dari penulis penelitian Covid-19 yang terkait dengan benua itu adalah non-Afrika, dibandingkan dengan penulis Afrika yang menyusun tiga persen dari penulis penelitian yang tidak berfokus pada Afrika.

Afrika adalah rumah bagi 17% populasi dunia.

Para penulis analisis tersebut, yang dipublikasikan dalam jurnal online BMJ Global Health, mengatakan hasil tersebut tidak mengejutkan mengingat bagaimana penulis Afrika secara historis kurang terwakili dalam penelitian ilmiah.

"Kebijakan kesehatan tidak hanya diinformasikan oleh penelitian yang orisinal; pedoman, pendapat dan penjelasan yang masuk akal dan kontekstual juga penting untuk meningkatkan fungsi sistem perawatan kesehatan," tulis mereka.

"Hal ini terutama berlaku selama masa lonjakan, ketika penelitian yang orisinal dapat menjadi tantangan untuk diproduksi di keadaan sumber daya yang rendah, seperti yang ada di Afrika.

"Suara dan penelitian Afrika diperlukan untuk memandu respons pandemi lokal," kata mereka.

Para penulis menyerukan kepada pemerintah untuk meningkatkan dana penelitian, terutama untuk penyakit menular, dan mengatakan bahwa jurnal ilmiah memiliki peran untuk memastikan studi mereka lebih mewakili populasi global.

Analisis terpisah memperkuat temuan tersebut, melihat penelitian yang terkait dengan peneliti atau institusi Afrika antara November 2019 dan Agustus 2020.

Analisis tersebut menemukan bahwa negara-negara Afrika menghasilkan 3% dari pangsa global publikasi Covid-19 selama periode ini. Hampir dua pertiganya berasal dari hanya tiga negara, yaitu Afrika Selatan, Mesir, dan Nigeria. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik