Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Afsel Bayar 2,5 Kali Lebih Tinggi dari UE untuk Vaksin Korona

Nur Aivanni
22/1/2021 08:05
Afsel Bayar 2,5 Kali Lebih Tinggi dari UE untuk Vaksin Korona
Pemberian vaksin covid-19(AFP/SIPHIWE SIBEKO)

AFRIKA Selatan akan membeli vaksin covid-19 Oxford-AstraZeneca dengan harga 2,5 kali lebih tinggi daripada kebanyakan negara Eropa. Hal itu disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Afrika Selatan pada Kamis (22/1). Negara yang paling parah terkena virus di benua itu telah memesan setidaknya 1,5 juta suntikan vaksin dari Serum Institute of India.

Seorang pejabat senior kesehatan mengatakan dosis tersebut masing-masing akan menelan biaya $5,25 (4,32 euro), hampir 2,5 kali lipat dari jumlah yang dibayarkan oleh sebagian besar negara-negara di Eropa.

"Departemen Kesehatan Nasional mengonfirmasi harga $5,25 adalah harga yang diberikan kepada kami," kata Wakil Direktur Jenderal Kesehatan Anban Pillay melalui pesan teks, tanpa menjelaskan perbedaan harga tersebut.

Anggota Uni Eropa hanya akan membayar 1,78 euro ($2,16) untuk vaksin AstraZeneca, menurut informasi yang dibocorkan seorang menteri Belgia di Twitter bulan lalu.

Baca juga: Afsel Perpanjang Pembatasan Covid-19

Kesepakatan bilateral antara pemerintah yang lebih kaya dan produsen vaksin virus korona telah menimbulkan kekhawatiran atas kenaikan harga dan kurangnya pasokan untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan mengenai persoalan harga yang akan muncul begitu vaksin berhasil ditemukan.

Sementara itu, kelompok oposisi mengkritik strategi inokulasi Afrika Selatan.

"Laporan hari ini menunjukkan bahwa pemerintah harus mengeluarkan dana dua kali lipat dari yang dibayar oleh beberapa negara lain untuk vaksin mereka," kata partai oposisi Democratic Alliance.

Afrika Selatan sedang berjuang dengan gelombang kedua infeksi yang dipicu oleh varian baru virus korona yang dianggap lebih menular oleh para ilmuwan. Sampai saat ini negara tersebut telah mencatat lebih dari 1,3 juta kasus dan 38.800 kematian akibat virus korona.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik