Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Ini Warisan Trump Selama Menjabat Presiden AS

Atikah Ishmah Winahyu
20/1/2021 19:27
Ini Warisan Trump Selama Menjabat Presiden AS
Siluet Donald Trump saat berbicara kepada wartawan.(AFP/Alex Edelman)

MASA jabatan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) telah resmi berakhir. Namun, kalangan sejarawan AS menilai ada beberapa warisan yang ditinggalkan Trump dalam kepemimpinannya selama empat tahun.

Peneliti dari American Enterprise Institute, yang berfokus pada perkembangan Partai Republik dan gerakan konservatif AS, Matthew Continetti, menyebut Trump akan dikenang sebagai presiden pertama yang dimakzulkan dua kali. Serta, sebagai sosok yang menebar isu bahwa hasil pemilu AS telah dicurangi dan memicu massa untuk menyerbu Capitol.

“Ketika sejarawan menulis tentang kepresidenannya, mereka akan melihat melalui lensa kerusuhan,” tutur Continetti.

Baca juga: AS Tuding Tiongkok Lakukan Genosida pada Muslim Uighur

Apabila Trump mengikuti teladan para pendahulunya dan mengakui kekuasaan dengan damai, dia akan dikenang sebagai pemimpin populis penuh sorotan, namun juga berpengaruh.

“Seorang presiden yang sebelum pandemi, memimpin ledakan ekonomi, mengarahkan kembali opini AS tentang Tiongkok. Menyingkirkan para pemimpin teroris dari medan perang, mengubah program luar angkasa, hingga mengesahkan Operasi Warp Speed untukproduksi vaksin covid-19 dalam waktu singkat,” pungkasnya.

Profesor sejarah dari Virginia Tech College of Liberal Arts and Human Sciences Laura Belmonte menilai warisan utama Trump adalah upayanya untuk menyerahkan kepemimpinan global. Serta, menggantinya dengan mentalitas yang lebih berwawasan internal, seperti benteng.

“Momen yang mengejutkan adalah konferensi pers yang dia lakukan dengan Vladimir Putin pada 2018 di Helsinki. Dia memihak Putin atas intelijen AS, sehubungan dengan campur tangan Rusia dalam pemilu,” jelas Belmonte.

Baca juga: YouTube Perpanjang Pemblokiran Akun Trump Selama Seminggu

“Saya tidak bisa memikirkan aspek lain dari seorang presiden yang memihak kekuatan penuh, dengan musuh masyarakat non-demokratis," imbuhnya.

“Ini juga sangat melambangkan serangan yang lebih besar terhadap sejumlah lembaga multilateral dan kerangka kerja yang dikeluarkan Trump. Seperti, menarik AS dari perjanjian iklim Paris, serta penarikan kerangka kerja nuklir Iran,” tukas Belmonte.

Selain itu, beberapa hal yang menonjol dari Trump adalah saat dirinya memuji Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Tidak kalah penting pertemuan Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.(BBC/OL-11)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik