Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
SEORANG petugas kebersihan, Manish Kumar menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin COVID-19 di India, Sabtu (16/1).
Perdana Menteri India Narendra Modi meluncurkan program vaksinasi massal hari ini (16/1) demi mengendalikan penyebaran korona di negara tersebut.
Untuk tahap pertama vaksinasi, pemerintah memprioritaskan para perawat, dokter, dan pekerja garda depan, kata Modi saat mengumumkan rencana vaksinasi itu di hadapan para tenaga kesehatan dengan mata berkaca-kaca.
"Penyakit ini telah memisahkan orang-orang dari keluarga mereka, memisahkan ibu dari anak-anaknya, dan mereka yang meninggal karena penyakit ini tidak dapat mengucapkan kata perpisahan untuk keluarganya," kata Modi.
Seusai memberi sambutan, warga pun menyanyikan himne dalam Bahasa Sansekerta. Dalam kesempatan itu, Modi, 70, belum mengumumkan kapan ia akan disuntik vaksin.
Modi pernah mengatakan politisi bukan petugas garda depan yang bertarung melawan Covid-19.
Petugas kebersihan itu, Kumar, menerima suntikan vaksin pertamanya di All-India Institute of Medical Sciences (AIIMS), New Delhi. AIIMS merupakan satu dari 3.006 pusat vaksinasi yang tersebar di seluruh penjuru India.
India berencana menggelar vaksinasi terbesar di dunia dan 300.600 orang akan menerima vaksin pada gelombang pertama vaksinasi.
India, negara berpenduduk hampir 1,4 miliar jiwa atau kedua terbesar di dunia setelah China, mengatakan pihaknya tidak akan menyuntik semua orang untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).
Sejauh ini, India menempati urutan kedua untuk jumlah kasus positif terbanyak dunia setelah Amerika Serikat. Pemerintah India berencana menyalurkan vaksin covid-19 untuk kurang lebih 300 juta warganya.
Tiap orang akan menerima dua dosis vaksin korona pada enam sampai delapan bulan pertama 2021.
Vaksin nantinya akan diberikan acak sehingga masyarakat tidak dapat memilih vaksin yang akan mereka terima.
Pemerintah sejauh ini memiliki vaksin buatan Oxford University dan AstraZeneca serta satu jenis vaksin buatan dalam negeri yang dikembangkan oleh Bharat Biotech.
Tingkat kemanjuran vaksin buatan Bharat Biotech belum diketahui atau diumumkan ke publik sampai hari ini. Dua vaksin itu diproduksi di India.
Sekitar 10,5 juta orang di India terkonfirmasi positif COVID-19 dan 151.000 di antaranya meninggal dunia.
Tingkat penularan virus di India telah turun apabila dibandingkan dengan angka pada pertengahan September 2020.
Kurang lebih 30 juta tenaga kesehatan dan pekerja garda depan akan jadi penerima vaksin untuk gelombang pertama. Para pekerja garda depan itu mencakup petugas kebersihan dan keamanan.
Vaksin covid-19 kemudian akan diberikan ke 270 juta warga yang berusia tidak lebih dari 50 tahun dan yang tidak memiliki masalah kesehatan.
Pemerintah India telah membeli 11 juta dosis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca/Oxford University, yang diberi nama COVISHIELD. Vaksin itu diproduksi oleh Serum Institute of India.
Sementara itu, pemerintah juga telah mengamankan 5,5 juta dosis vaksin COVID-19 buatan Bharat Biotech yang disebut COVAXIN.
Evaluasi sementara terhadap hasil uji klinis tahap III COVISHIEDL menunjukkan vaksin itu 72 persen efektif melawan COVID-19. Bharat Biotech mengumumkan hasil uji klinis tahap akhir untuk COVAXIN akan keluar pada Maret 2021. (OL-8)
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved