Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Pompeo Berencana Kembali Masukkan Kuba ke dalam Daftar Teroris

Basuki Eka Purnama
06/1/2021 12:14
Pompeo Berencana Kembali Masukkan Kuba ke dalam Daftar Teroris
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo(AFP/Tami Chappell)

MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengungkapkan dirinya berencana kembali memasukkan Kuba ke dalam daftar negara penyokong aksi terorisme.

Dalam wawancara yang dirilis Selasa (5/1), Pompeo mengonfirmasi bahwa Departemen Luar Negeri AS tengah mengambil langkah besar sebelum dirinya lengser pada 2021.

"Kami tidak akan terburu-buru mengambil keputusan namun dunia tahu bahwa tangan-tangan setan Kuba ada dimana-mana," ujar Pompeo.

Baca juga: DPR AS Serukan Pendekatan Baru terhadap Venezuela

Pompeo menggarisbawahi dukungan Kuba kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang selama ini berusaha digulingkan oleh AS.

Menurut Pompeo, Havana membantu Maduro menyebabkan kesakitan di negara Amerika Selatan itu.

"Karenanya, kami dengan tegas bisa mengatakan Kuba mendukung terorisme," kata Pompeo.

"Itu berarti, seperti negara lain yang mendukung terorisme, mereka harus bertanggung jawab atas langkah yang mereka ambil," imbuhnya.

Mantan Presiden AS Barack Obama, pada 2015, mengeluarkan Kuba dari daftar negara penyokong terorisme sembari mengatakan upaya AS selama setengah abad untuk mengasingkan negara pulau itu telah gagal.

Presiden AS Donald Trump kemudian membalikkan kebijakan Obama terkait Kuba dan menjatuhkan sanksi kepada Venezuela.

Sementara itu, presiden terpilih AS Joe Biden mengatakan dirinya ingin mengembalikan sejumlah kebijakan era Obama, salah satunya mengizinkan warga AS keturunan Kuba untuk mengunjungi kerabat mereka dan mengirimkan uang ke Kuba.

Saat ini, ada tiga negara yang masuk dalam daftar negara penyokong terorisme AS yaitu Iran, Korea Utara, dan Suriah. (AFP/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya