Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Inggris Setujui Vaksin Covid-19 AstraZeneca/Oxford

Nur Aivanni
30/12/2020 23:37
Inggris Setujui Vaksin Covid-19 AstraZeneca/Oxford
Ilustrasi vaksin(AFP)

INGGRIS menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin virus korona yang dikembangkan oleh perusahaan obat AstraZeneca dan Universitas Oxford.

Vaksin tersebut dapat disimpan, diangkut dan ditangani pada kondisi lemari es normal. Karena itu, vaksin tersebut lebih murah dan lebih mudah dikelola daripada vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna yang memerlukan pembekuan.

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah mengatakan bahwa hari ini telah menerima rekomendasi dari Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) untuk mengizinkan penggunaan vaksin covid-19 dari Universitas Oxford/AstraZeneca.

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan Inggris akan menjadi negara pertama yang meluncurkan vaksin tersebut pada 4 Januari. "Luar biasa untuk mengakhiri tahun 2020 dengan momen harapan seperti itu," cuit Hancock di Twitter.

"Vaksin #viruskorona adalah jalan keluar kita dari pandemi - sekarang kita harus menjaga keberanian kita saat melewati ini bersama-sama," katanya.

Juru Bicara Departemen Kesehatan dan Sosial mengatakan bahwa persetujuan tersebut mengikuti uji klinis yang ketat dan analisis menyeluruh terhadap data oleh para ahli di MHRA, yang menyimpulkan bahwa vaksin tersebut telah memenuhi standar keamanan, kualitas dan efektivitas yang ketat.

Pemerintah telah memesan 100 juta dosis, dengan 40 juta dosis dijadwalkan akan tersedia pada akhir Maret. MHRA menyetujui vaksin tersebut setelah menerima permohonan pada 23 Desember.

Pekan lalu, Perdana Menteri Boris Johnson menyampaikan bahwa Inggris menyetujui suntikan yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech pada 2 Desember dan telah memvaksinasi sekitar 800.000 orang dengan dosis pertama.

Pada Minggu, Kepala Eksekutif AstraZeneca Pascal Soriot mengatakan vaksin tersebut memberikan perlindungan 100 persen terhadap penyakit covid yang parah yang memerlukan rawat inap.

Dia memperkirakan uji coba akan menunjukkan perusahaannya telah mencapai kemanjuran vaksin yang setara dengan Pfizer-BioNTech sebesar 95 persen dan Moderna sebesar 94,5 persen.

Uji coba sebelumnya telah menunjukkan hasil yang bervariasi dalam kemanjuran suntikan AstraZeneca. Uji coba skala besar awal di mana sukarelawan di Inggris dan Brasil diberi dua dosis penuh menunjukkan efektivitas 62 persen.

Namun, bagi sukarelawan yang menerima setengah dosis pertama dan dosis penuh satu bulan kemudian, vaksin tersebut ditemukan memiliki kemanjuran 90 persen. Nilai tersebut dirata-rata memberikan angka 70 persen yang awalnya dilaporkan oleh pengembang.

Hampir 200 juta dosis vaksin AstraZeneca akan dibuat sebelum akhir tahun, kata produsen obat Inggris tersebut, dan lebih dari 700 juta secara global pada akhir Maret tahun depan. (AFP/OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya