Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Serangan Udara Israel Sasar Iran di Suriah, 10 Tewas

Mediaindonesia.com
18/11/2020 21:57
Serangan Udara Israel Sasar Iran di Suriah, 10 Tewas
.(AFP/Jalaa Marey )

PESAWAT tempur Israel menggempur Suriah pada Rabu (18/11) yang menargetkan militer Iran yaitu Pasukan Quds. Akibatnya, 10 pejuang Suriah dan asing tewas. Tentara Israel menyebutnya itu sebagai serangan balasan setelah peledak ditemukan di dekat salah satu pangkalannya di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

Serangan udara itu terjadi beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mendarat di Israel untuk pembicaraan, termasuk tentang Iran. Ini kemungkinan akan menjadi kunjungan terakhirnya ke sekutu setia Amerika tersebut sebelum Presiden Donald Trump meninggalkan jabatannya.

Pernyataan militer Israel mengatakan jet tempurnya semalam telah mencapai target militer milik Pasukan Quds Iran dan angkatan bersenjata Suriah. Pasukan elite Quds merupakan cabang operasi asing utama dari Pengawal Revolusi Iran.

"Sasarannya termasuk fasilitas penyimpanan, markas besar, dan kompleks militer serta baterai rudal kendali darat ke udara milik Suriah," kata pernyataan itu.

Kantor berita negara Suriah SANA mengatakan serangan itu telah menewaskan tiga tentaranya dan melukai lainnya.

Kelompok pemantau Pengamatan Hak Asasi Manusia Suriah (Syrian Observatory for Human Rights) mengatakan 10 orang tewas, termasuk pejuang asing serta tentara Suriah. "Orang asing itu termasuk lima pejuang yang kemungkinan besar orang Iran dan termasuk Pasukan Quds serta dua pejuang pro-Iran dengan kewarganegaraan yang belum ditentukan," kata pemantau yang berbasis di Inggris itu.

Israel telah melakukan ratusan serangan udara dan rudal di Suriah sejak perang saudara meletus di sana pada 2011. Mereka menargetkan pasukan Iran dan Hizbullah Libanon serta pasukan pemerintah.

Serangan balasan

Negara Yahudi jarang menyampaikan ada serangan individu. Tapi Israel melakukan serangan yang diakui sebagai balasan atas agresi di wilayahnya.

Militer Israel mengatakan telah menemukan peledak buatan (IED) di sisi garis gencatan senjata di Dataran Tinggi Golan pada Selasa (17/11).

"Kami berbicara tentang tiga ranjau antipersonel Claymore yang ditaruh dekat posisi IDF," kata juru bicara militer Jonathan Conricus kepada wartawan, Rabu.

"Ini merupakan upaya lain yang dipimpin Pasukan Quds Iran. Penanaman IED yang sebenarnya dilakukan oleh penduduk Suriah, tetapi panduan, instruksi, dan kontrol dilakukan oleh pasukan Quds Iran," katanya.

Sebagian besar penduduk Arab di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel mempertahankan kewarganegaraan Suriah, setelah menolak tawaran Israel.

Conricus mengatakan Israel telah melakukan serangan balasan terhadap delapan sasaran terpisah di Suriah dari garis gencatan senjata di Golan sampai ke pinggiran selatan ibu kota Damaskus.

Dia mengatakan sasaran itu termasuk tiga pusat komando Iran yakni markas besar di bandara Damaskus, pangkalan Pasukan Quds di markas divisi ketujuh militer Suriah dan situs militer rahasia yang berfungsi sebagai fasilitas tuan rumah bagi delegasi senior Iran.

"Kami berharap sekarang pesannya jelas bahwa tidak dapat diterima rezim Suriah mengizinkan dan mentoeransi serta memfasilitasi penggunaan pasukan Iran di Suriah sebagai landasan peluncuran untuk serangan terhadap Israel."

Israel dan Suriah, secara teknis masih berperang, memiliki perbatasan di sepanjang Dataran Tinggi Golan, yang diduduki oleh Negara Yahudi sejak Perang Enam Hari tahun 1967.

Iran telah menjadi sekutu utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad selama perang saudara yang meletus setelah penindasan brutal terhadap protes antipemerintah dan menewaskan lebih dari 380.000 orang.

Kunjungan Pompeo

Serangan udara itu terjadi beberapa jam sebelum Pompeo mendarat di Israel untuk membicarakan Iran. Fokusnya cenderung pada ketakutan Israel terhadap kebijakan yang lebih lembut kepada Iran setelah pemerintahan Trump menyerahkan kepada Joe Biden pada Januari 2021.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menyebut Trump sebagai sekutu terkuat negaranya di Gedung Putih, memuji pemerintah atas pendekatan garis kerasnya terhadap Iran.

Kampanye tekanan maksimum yang disebut Trump terhadap Republik Islam meliputi sanksi dan pembatalan kesepakatan nuklir yang disepakati antara Teheran dan kekuatan dunia selama kepresidenan Barack Obama.

Pakar Israel mengatakan Netanyahu prihatin bahwa presiden terpilih, mantan wakil presiden Obama, akan berusaha melibatkan kembali Iran secara diplomatis. kemungkinan Biden memulihkan kesepakatan nuklir 2015 yang ditarik Trump dari AS.

Menteri Luar Negeri Bahrain Abdellatif al-Zayani juga dijadwalkan berada di Israel untuk kunjungan pertama seorang pejabat senior negara Teluk Arab sejak menandatangani kesepakatan normalisasi dengan Israel pada 15 September. Kesepakatan itu dikutuk sebagai pengkhianatan oleh Iran dan sekutu regionalnya. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya