Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Demonstran Israel Ejek Eropa Menentang Rencana Permukiman Ilegal

Mediaindonesia.com
16/11/2020 23:23
Demonstran Israel Ejek Eropa Menentang Rencana Permukiman Ilegal
.(AFP/Jaafar Ashtiyeh)

PENGUNJUK rasa sayap kanan Israel mengejek sejumlah diplomat Uni Eropa selama kunjungan ke daerah Yerusalem timur yang sensitif. Pasalnya, negara Yahudi tersebut berencana untuk membangun permukiman baru.

Beberapa utusan Uni Eropa melakukan perjalanan ke Givat Hamatos di Yerusalem timur yang dijajah Israel. Mereka memprotes rencana pembangunan rumah pemukim Yahudi baru itu.

Akibatnya, mereka dituding sebagai anti-Semit lewat teriakan pengunjuk rasa. "Malu kamu UE," teriak pengunjuk rasa ketika para diplomat mencoba berbicara, Senin (16/11).

Perwakilan Uni Eropa di Wilayah Palestina, Sven Kuhn von Burgsdorff, mengatakan tujuan dari kunjungan tersebut yaitu menunjukkan ketidaksetujuan pihaknya dengan rencana Israel. Awal tahun ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana membangun 2.000 rumah bagi orang Yahudi di Givat Hamatos dan 1.000 rumah untuk orang Arab di lingkungan Beit Safafa yang sebagian besar penduduk Palestina.

Pekan lalu, Otoritas Pertanahan Israel mengeluarkan tender untuk membangun lebih dari 1.200 rumah di Givat Hamatos. Pengawas telah memperingatkan bahwa Israel meningkatkan upaya untuk memperluas permukiman sebelum Presiden Amerika Serikat Donald Trump meninggalkan kantor.

Pemerintahan Trump telah memutuskan praktik bipartisan AS selama puluhan tahun dengan tidak menentang aktivitas pemukiman Yahudi di Yerusalem timur yang dicaplok Israel dan Tepi Barat yang diduduki.

Presiden terpilih Joe Biden mengatakan pemerintahannya akan mengembalikan oposisi AS terhadap permukiman yang dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional. Soalnya, banyak pemerintah memandang permukiman ilegal tersebut sebagai penghalang perdamaian.

"Empat tahun Trump telah sangat membahayakan kemungkinan mencapai solusi dua negara. Harapan kami dengan diangkatnya Presiden AS yang baru, proses yang sangat penting ini dapat direvitalisasi," tambah Von Burgsdorff.

Palestina meyakini Yerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Sebagian besar komunitas internasional percaya perluasan pemukiman Yahudi di Yerusalem timur mengancam proses perdamaian dengan memutus kota dari Betlehem, sehingga mengganggu kelangsungan wilayah Palestina.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pada Senin mengutuk rencana penyerangan yang meningkat dan intensif selama 10 minggu ke depan dalam berpacu dengan waktu untuk menciptakan kenyataan baru sebelum Donald Trump meninggalkan Gedung Putih.

Utusan PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov meminta Israel untuk membatalkan rencananya di Givat Hamatos. Proyek itu dinilai secara signifikan merusak prospek bagi negara Palestina di masa depan dan mencapai solusi dua negara yang dinegosiasikan.

Israel menguasai Yerusalem timur selama Perang Enam Hari 1967. Lantas ia mencaploknya dalam suatu tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya