Partai Oposisi Promiliter Tuding Ada Pelanggaran di Pemilu Myanma

Faustinus Nua
11/11/2020 05:59
Partai Oposisi Promiliter Tuding Ada Pelanggaran di Pemilu Myanma
Pendukung NLD melakukan selebrasi di depan kediaman Aung San Suu Kyi di Yangon, Myanmar.(AFP/Ye Aung THU)

OPOSISI yang didukung militer Myanmar, Selasa (10/11), mengatakan telah terjadi banyak peristiwa kontroversial selama pemilihan parlemen, dua hari lalu.

Meski tanpa memberikan bukti langsung terkait dugaan pelanggaran, oposisi mengaku siap menuntut hasil pemungutan suara, yang menurut klaim partai berkuasa, mereka menangkan dengan telak.

Than Htay, pemimpin Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP), mengatakan dalam sebuah video di halaman Facebook resmi partai bahwa mereka sedang mengejar opsi hukum. Pihaknya pun mendesak pendukungnya untuk mengirimkan bukti tindakan ilegal.

Baca juga: Partai Suu Kyi Unggul di Myanmar

"Ada banyak peristiwa yang diperdebatkan selama seluruh proses pemungutan suara, apakah sesuai dengan undang-undang atau tidak, dan lebih banyak fakta yang keluar," katanya tanpa merinci.

"Kami akan terus bekerja sesuai dengan hukum untuk menerima hasil yang diinginkan pendukung kami," lanjutnya.

Pemilu pada Minggu (8/11) dipandang sebagai referendum pada pemerintahan demokratis yang masih muda yang dipimpin Aung San Suu Kyi dan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

NLD sangat populer di dalam negeri tetapi reputasinya di luar negeri dinilai buruk, lantaran adanya tuduhan genosida terhadap minoritas Muslim Rohingya yang disangkal.

NLD mengklaim memenangkan lebih dari 322 kursi di parlemen yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan. Itu berdasarkan data yang dikumpulkan dari laporan agen partai di TPS nasional.

Sementara, komisi pemilihan belum mengumumkan penghitungan akhir. Akan tetapi, puluhan kursi yang telah diumumkan sejauh ini menempatkan NLD dengan nyaman di depan.

Komisi, yang ditunjuk presiden, dikritik menjelang pemungutan suara atas dugaan kesalahan dalam daftar pemilih, penyensoran siaran oleh partai oposisi, dan pembatalan pemungutan suara di daerah yang terkena pemberontakan.

NLD mengatakan siap bekerja sama jika ada bukti pelanggaran yang dapat diandalkan.

"Kami juga siap menyelesaikannya sesuai hukum," kata juru bicara partai Myo Nyunt melalui telepon.

Pengamat internasional dan lokal mengatakan pemilihan berjalan lancar tanpa penyimpangan besar. Carter Center yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Selasa (10/11), mengatakan data bagi pengamat dibatasi di tiga TPS tetapi pemungutan suara dilakukan secara positif di 94% TPS yang dikunjungi.

Kandidat dapat mengajukan keberatan ke pengadilan yang ditunjuk oleh komisi pemilihan dalam waktu 45 hari sejak hasil diumumkan. Namun tidak dapat mengajukan banding atas keputusan tersebut di pengadilan yang independen. (CNA/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya