Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Larangan Muslim ke AS akan Berakhir di Era Biden

Faustinus Nua
09/11/2020 04:25
Larangan Muslim ke AS akan Berakhir di Era Biden
Presiden terpilih Joe Biden (kiri) mengunjungi makam keluarganya di St. Joseph di Gereja Katolik Roma Brandywine, di Wilmington, kemarin.(Angela Weiss / AFP)

PADA hari pertama masa kepresidenannya, presiden terpilih Joe Biden bermaksud untuk mencabut larangan perjalanan pada pelancong dari 13 negara yang sebagian besar negara mayoritas muslim atau Afrika. Dia berjanji akan mengakiri kebijakan yang dikeluarkan Presiden Donald Trump pada 2017 melalui perintah eksekutif yang melarang wisatawan dari tujuh negara mayoritas muslim memasuki Amerika Serikat.

Pemerintahan Trump menyusun ulang perintah tersebut beberapa kali di tengah gugatan hukum, dan Mahkamah Agung mendukung versi itu pada 2018. Negara-negara yang dikenai pembatasan masuk telah berubah selama bertahun-tahun.

Larangan itu dapat dengan mudah dibatalkan karena dikeluarkan atas perintah eksekutif dan proklamasi presiden, menurut para ahli kebijakan. Akan tetapi, tuntutan hukum dari kaum konservatif dapat menunda proses tersebut.

Pada Oktober, Biden juga berjanji untuk mendorong politisi membuat undang-undang untuk memerangi meningkatnya jumlah kejahatan rasial di AS.

“Sebagai presiden, saya akan bekerja sama dengan Anda untuk merobek racun kebencian dari masyarakat kita untuk menghormati kontribusi Anda dan mencari ide-ide Anda. Pemerintahan saya akan terlihat seperti Amerika dengan muslim Amerika melayani di setiap tingkatan,” katanya. “Pada hari pertama, saya akan mengakhiri larangan muslim inkonstitusional Trump.”

Trump memberlakukan pembatasan perjalanan-- yang sering disebut oleh para kritikus sebagai ‘larangan muslim’--melalui serangkaian perintah eksekutif yang memilih Iran, Libia, Somalia, Suriah, dan Yaman. Hal itu memicu kritik bahwa tindakan tersebut merupakan diskriminasi agama yang melanggar hukum.

Trump kemudian memperluas larangan dengan memasukkan Venezuela dan Korea Utara dan kemudian menambahkan Nigeria, Sudan, Myanmar, dan tiga negara lain ke dalam daftar.

Menanti janji Biden

Dari Kantor Council on American-Islamic Relations (CAIR), organisasi advokasi dan hak sipil muslim terbesar di AS, mengalir ucapan selamat kepada Biden atas kemenangannya pada Sabtu. Mereka yakin mantan wakil presiden itu memegang janji pemilihannya.

“Presiden terpilih Biden telah berjanji untuk mengakhiri pelarangan muslim pada hari pertamanya menjabat, termasuk muslim di setiap tingkat pemerintahannya dan mengatasi masalah diskriminasi rasial dan agama,” kata Nihad Awad, Direktur Eksekutif Nasional CAIR.

“Kami berencana untuk bergabung dengan para pemimpin dan organisasi muslim Amerika lainnya untuk memastikan bahwa pemerintahan Biden memenuhi janji-janji ini. Kami juga berencana untuk terus meminta pertanggungjawaban pemerintah kami jika terjadi kesalahan."

Selama kampanye pemilihan, Trump menuduh Biden ingin mengakhiri semua larangan perjalanan, termasuk dari wilayah jihadis. Dia menyiratkan penantangnya akan meng­izinkan orang yang akan masuk dan meledakkan kota atau melakukan serangan teror. (AlJazeera/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya