Pasar Keuangan Waspadai Hasil Pemilu di 'Negeri Pama Sam'

Fetry Wuryasti
01/11/2020 16:21
Pasar Keuangan Waspadai Hasil Pemilu di 'Negeri Pama Sam'
Mantan Presiden Barack Obama berkampanye memberi dukungan kepada calon presiden AS dari Demokrat, Joe Biden, di Orlando, Florida, AS.(Octavio Jones/Getty Images/AFP)

PEKAN ini pasar menanti hasil pemilu AS pada 3 November 2020. Berdasarkan hasil survei Reuters saat ini kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mengungguli Donald Trump secara nasional sebesar 10%.

"Tetapi masih ada persaingan disejumlah negara bagian yang diperkirakan akan menentukan hasil akhir siapa yang terpilih. Hal ini ditambah pengalaman empat tahun lalu dimana jajak pendapat serupa tidak memprediksi kemenangan Trump," kata Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee, Minggu (1/11).

Sehingga ada potensi pertarungan hukum antara Partai Republik dan Demokrat tentang cara menghitung suara telah meningkatkan risiko perdebatan akan hasil pemilu. "Hal ini merupakan faktor negatif bagi pasar keuangan," Hans.

Selain itu peningkatan kasus Covid-19 menjadi berita utama beberapa pekan terakhir. Peningkatan kasus telah mendorong Jerman dan Prancis mengumumkan pembatasan di sektor bisnis.

Prancis mengharuskan warga tinggal di rumah mulai Jumat. Jerman akan menutup bar, restoran, dan teater mulai 2 November hingga akhir bulan.

Pemerintah Inggris di bawah tekanan untuk memperketat pembatasan dengan kenaikan kasus selama sembilan hari terkahir. Kenaikan kasus Covid 19 yang diikuti langkah penguncian akan sangat menganggu pemulihan ekonomi dan berpotensi mendorong pasar keuangan terkoreksi.

"Terlihat pasar Amerika dan Eropa rata-rata tertekan turun dalam sepekan kemarin akibat berita ini," kata Hans.

Perbaikan laporan keuangan

Musim laporan keuangan kuartal III juga masih menjadi perhatian pelaku pasar. Data dari Refinitiv menunjukan sekitar 260 perusahaan dari dalam Indeks S&P 500 telah melaporkan kinerjanya pada kuartal ke tiga.

Ada 85% perusahaa melaporkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan. Hal yang sama juga akan terjadi di emiten BEI karena penerapan PSBB transisi mendorong ekonomi naik.

"Tetapi sebagian saham mulai terkoreksi lebih disebabkan aksi ambil untung dan ancaman gelombang kedua covid-19 serta langkah yang diambil banyak negara dengan melakukan penguncian kembali," kata Hans.

Pasar saham Indonesia selesai dari libur panjang, berpeluang melakukan adjust atau penyesuaian terhadap pergerakan pasar luar negeri yang cenderung terkoreksi.

"Pelaku pasar menanti pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal ke III dan lanjutan laba perusahaan. Naiknya kasus Covid 19 menjadi tekanan bagi pasar saham dunia. IHSG berpeluang konsolidasi melemah di pekan ini dengan support di level 5.095 sampai 5.000 dan resistance di level 5.182 sampai 5.200," kata Hans.

Laporan Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal ketiga naik secara tahunan sebesar 33,1%, pertumbuhan tercepat yang pernah ada sejak pemerintah mulai mencatatnya pada 1947.

Kenaikan ini terjadi setelah penurunan 31,4% pada kuartal kedua. Pertumbuhan ini juga lebih baik dari ekspektasi sejumlah ekonom yang disurvei Dow Jones, yakni 32%.

"Pemulihan ekonomi yang ditunjukan pertumbuhan PDB setelah penguncian dicabut lebih baik dari yang di perkirakan sebelumnya. Banyak negara mengalami kasus yang mirip dimana terjadi pemulihan ekonomi yang cepat setelah pembukaan lockdown akibat covid-19. Tetapi kebangkitan dan ancaman wave ke 2 Covid 19 menimbulkan kekhawatiran ekonomi kembali tertekan," kata Hans.

Kabar sentimen positif lainnya ada dari Moderna, yang sedang mempersiapkan peluncuran secara global dari vaksin virus korona. Vaksin Moderna dikembangkan dengan bantuan National Institutes of Health.

Moderna menjadi salah satu perusahaan pembuat vaksin covid 19 terdepan. Pekan lalu perusahaan telah menyelesaikan pendaftaran untuk uji coba tahap akhir yang melibatkan 30 ribu peserta. Pada minggu lalu ada 25.650 peserta telah menerima dosis ke dua vaksin Covid-19.

Perusahaan mengharapkan Penilaian dari dewan pemantauan keamanan tentang hasil uji coba. Vaksin virus korona baru perusahaan bila berhasil dapat digunakan untuk keperluaan darurat pada Desember 2020 jika mendapat hasil positif dari uji coba sementara pada November 2020.

"Sampai akhir tahun vaksin yang ada hanya untuk keperluaan darurat sehingga masalah covid 19 masih akan menjadi perhatian pelaku pasar," kata Hans. (AFP/Try/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya