Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Rumah Sakit di Madrid Berjuang saat Lonjakan Korona

Nur Aivanni
21/10/2020 03:30
Rumah Sakit di Madrid Berjuang saat Lonjakan Korona
Petugas kesehatan mengobrol di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Universitas Severo Ochoa di Leganes pada 16 Oktober 2020.(AFP/PIERRE-PHILIPPE MARCOU)

DI rumah sakit Severo Ochoa di pinggiran Kota Madrid yang terpukul parah selama gelombang pertama pandemi, unit perawatan intensifnya sekali lagi penuh dan petugas medis yang kelelahan takut terulangnya ‘horor’ yang sama.

“Kami kewalahan,” aku kepala perawatan intensif di rumah sakit tersebut di Leganes, Madrid, Ricardo Diaz Abad, yang tengah berdiri di depan 12 tempat tidur dan semuanya dipenuhi pasien covid-19 yang sakit parah. “Sayangnya, kami kehilangan dua pasien dalam semalam,” katanya.

Mengenakan setelan plastik putih, kacamata pelindung, satu atau dua masker, sarung tangan dan penutup sepatu dari plastik, pengasuh bergiliran masuk ke dalam unit.

Di dalam, kesunyian hanya dipecahkan desisan mesin ventilator yang membantu pasien bernapas.

Meski saat ini, kata Diaz Abad, rumah sakit memiliki tempat tidur yang cukup untuk merawat pasien covid-19, tidak seperti pada gelombang pertama, para staf sekali lagi takut kewalahan jika infeksi terus meningkat.

Ketika pandemi melanda pada Maret, kata dokter darurat Luis Diaz Izquierdo, koridor penuh pasien dengan botol oksigen yang duduk di kursi.

Madrid dan wilayah sekitarnya telah menjadi daerah terparah di Spanyol, yang sejauh ini virus tersebut telah merenggut hampir 34.000 nyawa.

Sonia Carballeira, seorang perawat berusia 39 tahun, mengatakan bahwa beban kerja terkadang menghalanginya untuk melakukan video call antara pasien dan kerabat yang tidak bisa mengunjungi pasien secara langsung.

Di dalam, pasien berusia 61 tahun, Manuel Collazo Velasco, masih belum bisa melupakan bagaimana virus telah mengubah indra perasanya. “Tidak ada gula, tapi menurut saya sangat-sangat manis,” katanya sambil menyantap yoghurt.

Di ruangan lain, Carmen Diaz Coello, seorang nenek berusia 72 tahun dengan balutan gaun putih dan kuning, sedang belajar berjalan lagi.

Kebuntuan antara pemerintah pusat dan otoritas regional Madrid mengenai pembatasan virus yang diberlakukan dan sikap yang lebih santai di antara masyarakat umum telah menyebabkan beberapa ketidaknyamanan di rumah sakit.

“Pada tingkat ilmiah, kami telah belajar banyak tentang bagaimana merawat pasien, tetapi saya mendapat kesan bahwa kami telah belajar sangat sedikit dalam masyarakat,” keluh Diaz Izquierdo. (Nur/AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya