Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
ORGANISASI Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan para mitra berencana meningkatkan produksi minyak pada tahun depan agar pasar global seimbang.
“Ada risiko bahwa pemulihan permintaan terhenti oleh peningkatan kasus covid-19 di banyak negara,” bunyi laporan Badan Energi Internasional (IEA), Rabu (14/10).
Pada saat yang sama, pasar akan menerima pasokan baru di awal tahun depan. Sebab, OPEC dan mitranya melonggarkan beberapa kebijakan untuk mencegah kelebihan produksi.
Baca juga: Perbaikan Data Ekonomi AS Angkat Harga Minyak
Tingginya kasus covid-19 membuat pasar mempertanyakan rencana OPEC dan sekutunya terkait penambahan pasokan. Namun, Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazrouei menyebut saat ini OPEC dan sekutunya masih berencana melanjutkan peningkatan produksi sesuai jadwal.
Permintaan minyak global masih terpantau turun hingga 8%, yang disebabkan krisis ekonomi akibat pandemi covid-19. Untuk mengimbangi penurunan dan menopang harga minyak, OPEC dan sekutunya telah mengurangi produksi berskala besar.
Baca juga: OPEC Sepakat Pangkas Produksi Minyak 10 Juta Barel
Organisasi yang beranggotakan 23 negara akan menambah sekitar 1,9 juta barel minyak per hari pada Januari 2021. Itu berdasarkan kesepakatan yang dibuat awal tahun ini untuk mengantisipasi tingginya permintaan.
"Prospek yang tidak pasti dapat menyebabkan pergerakan saham goyah. Tercermin dari fakta bahwa harga minyak sudah melemah," lanjut laporan IEA.
OPEC dan mitranya akan mengadakan pertemuan untuk membahas prospek pasar. Sebelum akhirnya menyelesaikan rencana akhir pada November.(Bloomberg/OL-11)
Sochi dikenal sebagai kota resor yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2014 dan berjarak sekitar 400 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Penutupan jalur penting pengiriman minyak itu telah beberapa kali disuarakan oleh otoritas Iran sebagai tanggapan terhadap serangan Israel.
Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas.
"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah.
Penutupan Selat Hormuz diprediksi bakal mengganggu suplai minyak dunia, menyebabkan lonjakan harga, dan untuk sementara waktu mencegah kapal perang AS keluar dari Teluk Persia.
Meskipun Indonesia sendiri bukan pembeli langsung minyak Rusia dalam jumlah besar, tetapi sangat rentan terhadap dampak global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved