Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
LEBIH dari 60 negara kaya bergabung dengan program yang didukung WHO untuk memfasilitasi akses negara-negara miskin pada vaksin covid-19. Namun, AS dan Tiongkok tidak ada dalam daftar yang diterbitkan pada Senin (21/9).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berkoordinasi dengan grup aliansi vaksin global Gavi dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) menciptakan mekanisme yang bertujuan untuk memastikan distribusi yang lebih adil dari setiap vaksin covid-19 di masa depan. Mekanisme yang dikenal sebagai Covax itu berupaya mengumpulkan dana yang dibutuhkan untuk menyediakan vaksin ke 92 negara berpenghasilan rendah.
WHO mendorong negara-negara yang lebih kaya untuk turut terlibat. Akhir pekan lalu, yang merupakan tenggat waktu pendaftaran, 64 negara menyatakan ikut serta. Sementara 38 lainnya diperkirakan akan bergabung dalam beberapa pekan mendatang.
"Komisi Eropa atas nama 27 negara anggota UE ditambah Norwegia dan Islandia (ikut bergabung)," kata WHO dalam sebuah pernyataan.
AS, di bawah Presiden Donald Trump tanpa henti mengkritik penanganan pandemi WHO dan sedang dalam proses menarik diri dari organisasi, tidak ada dalam daftar. Pun Tiongkok, tempat virus korona pertama kali muncul akhir tahun lalu, juga tidak turut serta.
"Tujuan fasilitas Covax adalah untuk mencoba bekerja dengan setiap negara di dunia," kata ketua Gavi Seth Berkley dalam konferensi virtual ketika ditanya tentang ketidakhadiran Tiongkok dari daftar.
"Saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami telah melakukan percakapan dan akan terus melakukan percakapan dengan semua negara," imbuhnya.
Baca juga: WHO: Pemulihan Global Bisa Lebih Cepat Jika Vaksin Korona Merata
Selain berupaya mendorong lebih banyak negara bergabung dengan Covax, Berkley mengatakan ada juga dialog yang sedang berlangsung dengan negara-negara pengembang vaksin. Hal itu terkait distribusi bila vaksin berhasil diproduksi dengan aman dan efektif.
"Jika mereka memiliki vaksin yang berhasil keluar, bagaimana kita dapat memastikan vaksin tersebut tersedia untuk orang lain di dunia," ungkapnya.
Adapun, tujuan WHO adalah agar Covax mendapatkan dua miliar dosis vaksin yang aman dan efektif pada akhir tahun 2021. Namun mekanisme tersebut menghadapi berbagai tantangan yang signifikan, tidak terkecuali kekurangan dana yang serius.
WHO mengatakan sekitar US$38 miliar diperlukan untuk program ACT-Accelerator secara keseluruhan, yang mencakup Covax. Tetapi juga kolaborasi global untuk mengembangkan dan memastikan akses yang adil dan memperkuat sistem kesehatan. Sejauh ini baru menerima US$3 miliar.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyuarakan optimisme banyak negara mewakili hampir dua pertiga dari populasi global, setuju untuk berpartisipasi dalam mekanisme tersebut.
"Covid-19 adalah krisis global yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menuntut respons global yang juga belum pernah terjadi sebelumnya," katanya dalam pernyataan itu.
Ia memperingatkan negara-negara agar tidak berusaha memperoleh stok vaksin untuk populasi mereka sendiri.
"Nasionalisme vaksin hanya akan melanggengkan penyakit dan memperpanjang pemulihan global," ujarnya.
"Ini bukan amal. Ini demi kepentingan terbaik setiap negara. Kita tenggelam atau berenang bersama".(AFP/OL-5)
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved