Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

AS Tolak Peringatan WHO soal Uji Coba Vaksin Korona yang Dipecepat

Faustinus Nua
02/9/2020 13:30
AS Tolak Peringatan WHO soal Uji Coba Vaksin Korona yang Dipecepat
Ilustrasi Vaksin Covid-19(AFP)

GEDUNG Putih pada Selasa (1/9) menolak kekhawatiran yang diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setelah seorang pejabat kesehatan AS mengatakan vaksin virus korona mungkin disetujui tanpa menyelesaikan uji coba penuh atau tahap ke-3.

Surat kabar Washington Post melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump tidak akan bergabung dengan upaya global untuk mengembangkan, memproduksi, dan mendistribusikan vaksin virus korona karena keterlibatan WHO. Sementara, sekitar 172 negara lainnya terlibat dengan rencana vaksin Covid-19 WHO untuk memastikan akses yang adil ke vaksin.

Baca juga: Mantan Juru Siksa Khmer Merah Tutup Usia

"Amerika Serikat akan terus melibatkan mitra internasional kami untuk memastikan kami mengalahkan virus ini, tetapi kami tidak akan dibatasi oleh organisasi multilateral yang dipengaruhi oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan Tiongkok yang korup," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere dalam sebuah pernyataan.

"Presiden ini tidak akan mengeluarkan biaya untuk memastikan bahwa setiap vaksin baru mempertahankan standar FDA kami sendiri untuk keamanan dan kemanjuran, diuji secara menyeluruh, dan menyelamatkan nyawa," katanya.

Upaya global untuk mengembangkan vaksin melawan virus, yang telah menewaskan lebih dari 851.000 orang, telah terlihat dalam peluncuran uji coba tahap akhir baru-baru ini. Tetapi, belum ada vaksin yang disetujui, kecuali satu yang diizinkan di Rusia sebelum uji coba skala besar.

Komisaris FDA Stephen Hahn mengatakan kepada Financial Times bahwa agensinya siap mempercepat uji coba vaksin. Pihaknya bisa mengeluarkan izin vaksin sebelum uji klinis tahap tiga atau tahap akhir selesai, selama para pejabat yakin bahwa manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Sebelumnya, pada Senin pejabat WHO memperingatkan AS terlait rencana melewati tahap akhir uji coba vaksinnya. Menurut WHO, terburu-buru membuat vaksin dapat menimbulkan risiko.

Baca juga: Australia Alami Resesi Pertama dalam Tiga Dekade

"Jika Anda bergerak terlalu cepat untuk memvaksinasi jutaan orang, Anda mungkin kehilangan efek samping tertentu," kata Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO.

Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan pendekatan FDA bukanlah sesuatu yang mudah. Dia menyebut pendekatan yang disukai WHO adalah memiliki satu set data lengkap yang dapat digunakan untuk prakualifikasi vaksin. (CNA/OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya