Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Israel Serang Pos Hizbullah di Libanon

Faustinus Nua
26/8/2020 15:55
Israel Serang Pos Hizbullah di Libanon
Pesawat tempur milik Israel.(AFP/Jack Guez)

ISRAEL menyebut pasukan militernya telah melakukan serangan udara terhadap pos pengamatan Hizbullah di Libanon.

Konflik keamanan tengah berlangsung di sekitar Manara, dekat garis perbatasan PBB untuk kedua negara. Mereka meminta masyarakat sipil untuk berlindung dari serangan Hizbullah maupun balasan militernya.

"Selama kegiatan operasional di utara Israel, ada tembakan dari Libanon ke arah Angkatan Pertahanan Israel (IDF). Kami menanggapi dengan tembakan dan menghantam pos pengamatan Hizbullah di dekat perbatasan. Kami siap memerangi ancaman apa pun terhadap perbatasan kami," bunyi pernyataan IDF melalui akun Twitter.

Baca juga: Militer Israel dan Milisi Hezbollah Saling Serang

Sebelumnya, Libanon menolak seruan Israel untuk mereformasi pasukan penjaga perdamaian PBB, yang berpatroli di perbatasan. Tepatnya jelang pemungutan suara Dewan Keamanan PBB untuk memperbarui mandatnya.

Insiden juga terjadi setelah gerakan Hizbullah Libanon yang didukung Iran, mengumumkan telah menjatuhkan pesawat tak berawak Israel pada pekan lalu. Pesawat itu disebut terbang di atas perbatasan.

Tahun lalu, Hizbullah bersumpah menjatuhkan pesawat tak berawak Israel yang terbang di atas Libanon. Menyusul insiden sebulan sebelumnya, ketika dua pesawat tak berawak yang berisi bahan peledak menargetkan benteng pertahanan di selatan Beirut.

Baca juga: Amonium Nitrat, Sumber Ledakan di Berbagai Negara

Israel dan Libanon secara teknis masih berperang. Pasukan PBB, UNIFIL, ditugaskan untuk memantau gencatan senjata. Didirikan pada 1978, jumlah UNIFIL ditingkatkan setelah perang yang menghancurkan pada 2006. Perang itu terjadi antara Israel dan Hizbullah, milisi Libanon yang didukung Iran.

Pasukan berkekuatan 10.500 personel itu berkoordinasi dengan tentara Libanon. Dalam hal ini, bertugas memantau gencatan senjata dan upaya penarikan mundur Israel dari zona demiliterisasi di perbatasan.(France24/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya