Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

IS Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan di Penjara Afghanistan

Faustinus Nua
03/8/2020 07:56
IS Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan di Penjara Afghanistan
Ilustrasi: dampak dari ledakan bom di Afghanistan(AFP/)

KELOMPOK Islamic State (IS), pada Minggu (2/8), mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan ke kompleks penjara di Afghanistan.

Otoritas melaporkan tiga orang tewas dan 24 lainnya luka-luka akibat bom bunuh diri dan serangan oleh beberapa pria bersenjata ke penjara bagian timur Afghanistan itu.

Baku tembak selama berjam-jam antara pasukan keamanan Afghanistan dan gerilyawan di Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangarhar, berlangsung hingga Minggu (2/8) malam. Juru bicara Gubernur Provinsi Attaullah Khogyani mengatakan jumlah korban kemungkinan akan bertambah.

Juru bicara politik Taliban Suhail Shaheen menyampaikan serangan itu terjadi sehari setelah agen intelijen Afghanistan melaporkan seorang komandan senior IS terbunuh oleh pasukan khusus Afghanistan dekat Jalalabad. Hal itu dinilai menjadi pemicu kemarahan afiliasi IS yang berkantor pusat di Provinsi Nangarhar.

Suhail mengatakan pihaknya telah menyepakati gencatan senjata. Taliban mengumumkan gencatan senjata 3 hari mulai Jumat untuk hari libur besar Muslim Idul Adha.

"Kami memiliki gencatan senjata dan tidak terlibat dalam serangan apa pun dan di mana pun di negara ini," ungkapnya.

Baca juga:  Menkopolhukam: Pencabutan Status WNI Eks IS Lewat Kepmenkumham

Taliban juga membantah terlibat bom bunuh diri di Provinsi Logar timur Kamis (30/8) malam. Serangan itu menewaskan sedikitnya 4 orang dan melukai sedikitnya 40 orang.

Adapun, Afghanistan mengalami lonjakan kekerasan baru-baru ini, sebagian besar serangan diklaim oleh afiliasi IS setempat. Laporan PBB bulan lalu memperkirakan ada sekitar 2.200 anggota IS di Afghanistan.

Upaya untuk mengadakan pembicaraan damai yang sedang berlangsung antara Taliban dan pemerintah Kabul terhenti setelah Taliban dan AS menandatangani kesepakatan pada bulan Februari. Kesepakatan itu dibuat untuk memungkinkan AS mengakhiri 19 tahun keterlibatannya di Afghanistan dan menyerukan Taliban untuk menjamin wilayahnya tidak akan digunakan oleh kelompok-kelompok teroris.

Kesepakatan itu juga diharapkan menjamin partisipasi habis-habisan Taliban dalam perang melawan IS.

Laporan PBB pekan lalu mengatakan Afghanistan mengalami penurunan 13% dalam jumlah warga sipil yang tewas dan terluka dalam kekerasan di seluruh negara dalam 6 bulan pertama tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Laporan AS mencatat 17 serangan oleh IS yang menyebabkan korban sipil selama 6 bulan pertama tahun 2020. Angka itu turun dari 97 serangan pada periode yang sama tahun lalu. Secara keseluruhan, AS mengatakan 1.282 orang tewas dalam kekerasan dalam 6 bulan pertama 2020 di Afghanistan dan 2.176 terluka.(France24/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik