Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
SEORANG pria Amerika Serikat (AS) berusia 23 tahun divonis penjara 15 tahun karena berencana menyerang Gedung Putih menggunakan misil antitank dan bahan peledak lain. Hal itu diungkapkan pejabat AS, Kamis (23/7).
Hasher Taheb, warga Cumming, Georgia juga berencana menyerang Patung Liberty, Monumen Washington, Lincoln Memorial, dan sebuah sinagoge di Washington.
Taheb ditangkap pada 16 Januari 2019 setelah FBI melakukan penyelidikan selama 1 tahun berdasarkan informasi dari komunitas lokal bahwa pemuda berusia 21 tahun itu telah menjadi radikal.
Baca juga: Penyebaran Pandemi Kian cepat, AS Lampaui 4 Juta Kasus Covid-19
Menurut dakwaan jaksa, Taheb berusaha merekrut seorang informan dan seorang agen FBI yang menyamar untuk membantunya menyerang berbagai targetnya itu.
"Taheb berencana melancarkan serangan teror ke Gedung Putih karena dirinya berkewajiban melakukan jihad," ujar Asisten Jaksa Agung John Demers.
Karena ingin melakukan jihad dan bercita-cita menjadi martir, Taheb sebelumnya berencana bergabung dengan Islamic State (IS) di kawasan Timur Tengah.
Namun, karena tidak memiliki paspor, Taheb mengubah rencananya dengan berusaha melancarkan serangan di dalam wilayah AS. (AFP/OL-1)
Youtube menguji coba kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi pengguna di bawah 18 tahun.
SEKRETARIS Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengungkapkan bahwa pemerintah akan melakukan negosiasi tarif lanjutan dengan AS.
Pemerintah Meksiko mengekstradisi 26 narapidana yang diduga memiliki peran penting dalam kartel narkoba terbesar di negara itu ke AS.
TARIF impor AS terhadap Tiongkok bersama dengan sejumlah mitra dagang di seluruh dunia mendorong harga barang-barang di perekonomian AS menjadi lebih tinggi.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Senin (11/8) yang memperpanjang penghentian tarif lebih tinggi terhadap Tiongkok hingga 10 November 2025.
AMERIKA Serikat (AS) dan Tiongkok sepakat menunda kenaikan tarif impor selama 90 hari, hanya beberapa jam sebelum masa gencatan senjata perdagangan kedua negara berakhir pada Selasa (12/8).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved