Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
VAKSIN virus korona yang tengah dikembangkan para peneliti Tiongkok menghasilkan respons kekebalan yang signifikan bagi ratusan sukarelawan.
Dalam salah satu dari dua studi baru yang memberi harapan, para ilmuwan berlomba mengembangkan vaksin untuk melawan pandemi global saat ini. Dikutip dari South China Morning Post, para ilmuwan Tiongkok telah menyelesaikan tahap dua percobaan mereka dan diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada Senin (20/7).
Mereka menemukan bahwa satu suntikan dosis rendah atau menengah vaksin menginduksi respons antibodi penetral yang signifikan untuk Sars-CoV-2. Percobaan fase pertama satu vaksin telah menghasilkan tanggapan kekebalan. Percobaan terbaru diperluas untuk menyertakan individu berusia 55 tahun atau lebih, mengingat risiko kematian yang lebih tinggi dari covid-19.
“Imunisasi dosis tunggal dengan vaksin menginduksi timbulnya respons imun yang cepat dalam 14 hari, dan respons imun humoral dan seluler yang signif kan dalam 28 hari di sebagian besar penerima,” tulis tim ilmuwan Tiongkok, yang dipimpin Zhu Fengcai dari Provinsi Jiangsu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Guan Xuhua dari CDC Provinsi Hubei.
Hasil itu menunjukkan vaksin yang dikembangkan Institut Bioteknologi Beijing dan pembuat vaksin Can Sino Biologics, memiliki profi l keamanan yang baik. Sebagian besar peserta yang diberikan vaksin di Wuhan melaporkan reaksi ringan atau sedang sebagai efek sampingnya. Paling umum kelelahan, demam, dan sakit kepala.
Sekitar 74% dari 129 individu menerima dosis lebih rendah dan 72% dari mereka yang menerima dosis menengah melaporkan setidaknya satu reaksi negatif, tetapi tidak ada yang memiliki efek samping serius.
Hasil menjanjikan
Adapun, para ilmuwan dari Jenner Institute di Oxford University juga menerbitkan temuan dari uji coba vaksin awal pada Senin (20/7) di The Lancet.
Dalam uji cobanya, 543 peserta disuntik dengan vaksin virus korona eksperimental. Vaksin itu diproduksi bersama perusahaan farmasi Astra Zeneca yang berbasis di Cambridge.
Vaksin ini menghasilkan respons seluler dan humoral terhadap Sars-CoV-2, dengan antibodi untuk virus memuncak 28 hari setelah vaksinasi dan terus tetap tinggi hingga dua bulan kemudian.
Efek samping yang paling umum dari vaksin Oxford ialah kelelahan yang dilaporkan 70% peserta, dan sakit kepala yang dilaporkan 68% peserta. Reaksi lain termasuk sakit otot, malaise, dan merasa demam tetapi tidak ada efek samping yang serius.
Sementara itu, ada beberapa aturan pada studi Oxford termasuk peserta yang dibatasi pada usia 55 tahun dan tindak lanjut jangka pendek setelah vaksinasi. Para ilmuwan mengatakan hasilnya mendukung evaluasi skala besar dari kandidat vaksin ini untuk fase tiga yang sedang berlangsung.
“Uji coba fase tiga sekarang sedang berlangsung di Brasil, Afrika Selatan, dan Inggris dan akan mengevaluasi kemanjuran vaksin pada beragam populasi,” kata studi Oxford. (SCMP/I-1)
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved