Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
HARGA minyak naik pada akhir perdagangan Selasa (Rabu,13/5 pagi WIB) setelah pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, mengatakan akan meningkatkan pembatasan pasokan pada Juni. Sedangkan anggota lain ingin menambah pemangkasan untuk periode lebih lama dari yang disepakati pada April. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, naik 1,64 dolar AS atau 6,8 persen, menjadi menetap pada 25,78 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara minyak mentah Brent
untuk pengiriman Juli, naik 0,38 dolar AS atau 1,2 persen menjadi ditutup pada 29,98 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
OPEC dan sekutu-sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, pada April memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) untuk Mei dan Juni. Sebuah rekor pengurangan, sebagai tanggapan terhadap penurunan 30 persen dalam permintaan bahan bakar di seluruh dunia yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Kelompok tersebut diperkirakan mengurangi pemangkasannya menjadi delapan juta barel per hari. Sumber lain mengatakan mereka malah mengharapkan OPEC+ untuk mempertahankan pengurangan yang lebih besar. Pada Selasa (12/5), empat sumber mengatakan kepada Reuters bahwa OPEC dan sekutunya ingin mempertahankan penurunan 9,7 juta barel per hari setelah Juni, ketika kelompok OPEC+ akan bertemu berikutnya.
"Mereka tidak ingin mengurangi jumlah pemotongan," sebut salah satu sumber OPEC.
Arab Saudi mengatakan pada Senin (11/5) akan menambah pemotongan yang ada dengan mengurangi produksi lagi satu juta barel per hari bulan depan, memangkas total produksi menjadi 7,5 juta barel per hari, turun hampir 40 persen dari April.
Uni Emirat Arab dan Kuwait juga berkomitmen untuk memangkas total tambahan 180.000 barel per hari, menambah pengurangan yang disepakati produsen di bawah kesepakatan antara OPEC dan sekutunya.
"Gagasan bahwa Saudi, Kuwait dan UEA mengatakan bahwa mereka akan memberlakukan pemotongan yang lebih dalam daripada yang mereka sepakati pada awalnya, membantu pasar menemukan dukungan," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
baca juga: Ribuan Sekolah Kembali Dibuka di Prancis
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan di seluruh dunia untuk minyak turun 8,1 juta barel per hari menjadi 92,6 juta barel per hari, sebuah revisi tajam dari laporan sebelumnya. EIA juga memangkas ekspektasi untuk pasokan AS pada 2020, sekarang mengalami penurunan 540.000 barel per hari menjadi 11,69 juta barel per hari. Total pasokan dunia diperkirakan akan menjadi 95,2 juta barel per hari. (OL-3)
Pada Juli, negara-negara OPEC+ mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 411.000 barel per hari.
Presiden Donald Trump meminta Arab Saudi dan OPEC menurunkan harga minyak untuk membantu mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Harga minyak mentah dunia merupakan indikator penting dalam ekonomi global. Fluktuasi harga minyak mentah berdampak langsung pada berbagai sektor.
Harga minyak mencapai level tertinggi baru dalam lima bulan pada Rabu (3/4). Emas meluncur ke puncak sepanjang masa di US$2,230.15 per ons sebelum turun sedikit.
Harga minyak hari ini diprediksi mengalami kenaikan. Meski terjadi koreksi harga minyak sesekali, tetapi tren umumnya menunjukkan kecenderungan naik.
Harga minyak WTI naik +1,9% ke level US$82,6 pada perdagangan hari Senin (18/3) malam, menandai level tertingginya dalam 4 bulan terakhir.
Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas.
"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah.
Pascaserangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, harga minyak jatuh dan saham AS melonjak.
PEMERINTAH memastikan tekanan global imbas perang Ira-Israel masih dapat dimitgasi. Gejolak yang terjadi pada perekonomian masih dalam batas aman dan belum mengkhawatirkan.
Harga minyak mengalami lonjakan tajam usai Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.
Penutupan Selat Hormuz diprediksi bakal mengganggu suplai minyak dunia, menyebabkan lonjakan harga, dan untuk sementara waktu mencegah kapal perang AS keluar dari Teluk Persia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved