Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Pakar Vaksin Dipecat Trump karena Tolak Dukung Chloroquine

Basuki Eka Purnama
23/4/2020 09:37
Pakar Vaksin Dipecat Trump karena Tolak Dukung Chloroquine
Botol-botol obat berisi HydroxyChloroquine yang diyakini Presiden AS Donald Trump bisa mengatasi covid-19.(AFP/Yuri CORTEZ )

KEPALA badan Amerika Serikat (AS) yang bertanggung jawab mengembangkan vaksin melawan covid-19, Rabu (22/4), mengaku dipecat dari posisinya karena menolak mendukung penggunaan chloroquine yang dipromosikan Presiden Donald Trump.

Rick Bright mengatakan dirinya, Selasa (21/4), dipecat sebagai Direktur Otoritas Pengembangan dan Penelitian Biomedis (BARDA), lembaga milik pemerintah AS yang mengembangkan vaksin.

Dia kemudian ditempatkan di posisi yang lebih rendah di Insitut Kesehatan Nasional.

Baca juga: Mayoritas Warga AS Dukung Lockdown

"Saya merasa pemindahan itu terkait dengan sikap saya yang meminta pemerintah menginvestasikan miliaran dolar untuk menghadapi pandemi covid-19 dengan mencari solusi yang aman serta terbukti secara ilmiah. Bukan pada obat atau teknologi lain yang tidak terbukti secara ilmiah," ungkap Bright.

Dia menambahkan pemindahan dirinya adalah tanggapan langsung atas penolakannya terhadap usulan penggunaan obat malaria chloroquine dan hydroxychloroquine untuk mengobati covid-19.

"Hal itu ditawarkan pemerintah AS sebagai obat mujarab namun jelas-jelas minim pembuktian ilmiah," tegasnya.

Sejak pertengahan Maret, Trump yang didukung oleh stasiun televisi konservatif Fox News, mempromosikan penggunaan chloroquine untuk mengobati covid-19 dengan segelintir bukti dari penelirian mengenai keamanan dan keefektifannya.

Meski para penasehat medis menyarankan penelitian lebih lanjut, Trump bersikeras bahwa chloroquine adalah hadiah dari Tuhan untuk melawan covid-19.

Selasa (21/4), penelitian besar-besaran atas penggunaan hydrochloroquine yang dibiayai pemerintah AS menunjukkan obat itu tidak berpengaruh dalam menghadapi covid-19.

Bahkan ditemukan penggunakan hydrochloroquine meningkatkan angka kematian. (AFP/OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya