Harga Emas Jatuh Setelah di Posisi Tertinggi Sejak 2012

Antara
16/4/2020 06:14
Harga Emas Jatuh Setelah di Posisi Tertinggi Sejak 2012
Harga emas di bursa New York jatuh, setelah berada di posisi tertinggi sejak 2012.(AFP/PATRICK HERTZOG )

HARGA emas berjangka di divisi Comex New York Merchantile Exchange jatuh pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 16/7, pagi), karena aksi ambil untung setelah selama empat hari perdagangan bertengger di posisi tertinggi sejak Oktober 2012.  Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni turun 28,7 dolar AS atau 1,62 persen, ditutup pada 1.740,2 dolar AS per ounce.

Emas berjangka menguat 7,5 dolar AS atau 0,43 persen menjadi 1.768,9 dolar AS per ounce pada perdagangan Selasa (14/4), setelah menikmati kenaikan selama tiga hari sebelumnya.

"Emas telah mengikuti pasar ekuitas, dan ekuitas dilanda aksi jual. Itu menyebabkan volatilitas dan seiring dengan dolar AS yang lebih kuat, itu membuat orang menyesuaikan portofolio mereka sebagai tanggapannya," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Meskipun harga emas jatuh pada Rabu (15/4/2020), analis Commerzbank, Carsten Fritsch percaya emas bisa mencapai 1.800 dolar AS per ounce pada akhir tahun.
  
"Dampak parah dari kuncian global terhadap ekonomi dan pasar keuangan. Banjir uang yang dikeluarkan oleh bank-bank sentral dan pemerintah-pemerintah serta titik utang negara-negara yang membengkak akan mendorong permintaan kuat yang berkelanjutan terhadap emas sebagai tempat yang aman. Dan pilihan terakhir menyelamatkan hidup," kata Carsten. 

baca juga: Saham Prancis Ditutup Menungkik
  

Logam lainnya, perak untuk pengiriman Mei kehilangan 62,5 sen atau 3,87 persen, menjadi ditutup pada 15,505 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli jatuh 15,1 dolar AS atau 1,84 persen, menjadi menetap di 804,6 dolar AS per ounce. Selain emas, harga saham global juga turun karena harga minyak jatuh dan peringatan resesi global terburuk sejak 1930-an menggarisbawahi kerusakan ekonomi akibat wabah virus korona baru. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya