Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRESIDEN Malawi Peter Mutharika, Selasa (14/4), mengumumkan pemberlakuan lockdown selama 21 hari di negara itu untuk mengendalikan covid-19 yang telah menewaskan dua orang.
Dalam pidato yang disiarkan langsung televisi, Mutharika mengatakan lockdown akan berlaku mulai Sabtu (18/4) tengah malam dan berakhir pada 9 Mei.
"Lockdown ini bisa diperpanjang lebih dari 9 Mei jika situasi mengharuskan. Saya meminta seluruh warga untuk menaati aturan yang ada karena itu diperlukan negara kita," tegas Mutharika.
Baca juga: Di Brasil, Veteran Perang Dunia II Sembuh dari Covid-19
Hingga kini, 16 orang dipastikan positif covid-19 di Malawi, mayoritas di kota utama Blantyre dan Lilongwe.
Mutharika memperingatkan lebih dari 50 ribu orang bisa meninggal dunia jika aturan lockdown tidak dijalankan di negara Afrika tenggara itu.
"Banyak negara di dunia telah dihantam wabah ini. Negara-negara tetangga kita juga mengalami wabah virus korona. Jika kita tidak berhati-hati, di Malawi, lebih dari 50 ribu orang bisa meninggal," kata Mutharika.
Ketika kasus pertama covid-19 ditemukan di Malawi pada 2 April lalu, pemerintah memerintahkan penutupan sekolah dan melarang kegiatan publik yang melibatkan lebih dari 50 orang. (AFP/OL-1)
Keputusan pembatalan lockdown yang dikeluarkan pengadilan membuat banyak warga lega.
Malawi menjadi negara Afrika pertama yang membuka kedutaan besar untuk Israel di Jerusalem.
Menteri Tenaga Kerja Malawi memecat Ken Kandodo mengalihkan dana covid-19 senilai US$800 untuk membayar perjalanan pemerintah
"Jangan biarkan tersangka, betapa pun berkuasanya dia, betapaun kaya, atau koneksinya, untuk dilindungi dari hukum."
Ilmuwan WWA menggunakan pengamatan cuaca dan simulasi komputer untuk membandingkan pola curah hujan di bawah iklim saat ini dengan daerah praindustri, sebelum pemanasan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved