Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

WHO: Pasca Lockdown, Negara Harus Cegah Virus Tidak Muncul Lagi

Antara
23/3/2020 06:50
WHO: Pasca Lockdown, Negara Harus Cegah Virus Tidak Muncul Lagi
Konsumen melewati rak kosong akibat panic buying karena wabah covid-19 di sebuah supermarket di Manchester, Inggris,(AFP/Oli Scarff)

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan selain langkah lockdown warganya agar bisa mengalahkan virus korona, segera dilakukan langkah-langkah kesehatan masyarakat guna menghindari munculnya virus di kemudian hari.

"Yang benar-benar perlu kita fokuskan adalah menemukan mereka yang sakit, mereka yang terinfeksi virus, dan mengisolasi mereka, menemukan kontak mereka dan mengisolasi mereka," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Mike Ryan.

"Bahaya saat ini dengan karantina wilayah. Jika kita tidak menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang kuat sekarang, ketika batasan pergerakan dan karantina itu dicabut, bahayanya penyakit ini akan muncul kembali," ia menambahkan.

Sebagian besar Eropa dan Amerika Serikat menyusul langkah yang diambil Tiongkok dan negara-negara Asia lainnya yang dianggap berhasil menekan jumlah sebaran virus. Serta memberlakukan pembatasan drastis untuk memerangi virus korona baru, dengan sebagian besar pekerja diperintahkan bekerja dari rumah dan sekolah, bar, pub, dan restoran ditutup.

Ryan mengatakan bahwa contoh-contoh dari Tiongkok, Singapura, dan Korea Selatan, yang ditambah pembatasan dengan langkah-langkah keras untuk menguji setiap orang yang mungkin terinfeksi, memberikan model untuk Eropa. 

"Setelah kita menekan penularan, kita harus mengejar virus. Kita harus berjuang melawan virus," kata Ryan.

Italia sekarang ini menjadi negara yang paling parah terdampak virus di dunia, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah memperingatkan bahwa sistem kesehatan Inggris bisa kewalahan kecuali orang menghindari interaksi sosial. Menteri Perumahan Inggris Robert Jenrick mengatakan bahwa produksi alat tes akan berlipat ganda minggu depan dan meningkat setelahnya.

baca juga: Boris Johnson Sebut Inggris Bisa Kewalahan Hadapi Covid-19

Ryan juga mengatakan bahwa beberapa vaksin sedang dikembangkan, tetapi hanya satu yang telah memulai uji coba di Amerika Serikat. Ketika ditanya berapa lama sebelum tersedia vaksin di Inggris, dia mengatakan bahwa orang-orang perlu realistis.

"Kami harus memastikan bahwa vaksin itu benar-benar aman. Kami memperkirakan setidaknya satu tahun," kata dia.

"Vaksin akan datang, tetapi kita harus bereaksi dan melakukan apa yang perlu kita lakukan sekarang," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik