Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Korona Meluas, AS Tunda KTT dengan Pemimpin ASEAN

Mediaindonesia.com
29/2/2020 08:46
Korona Meluas, AS Tunda KTT dengan Pemimpin ASEAN
Bendera nasional AS berkibar dekat Patung Liberty.(AFP/Drew Angerer)

AMERIKA Serikat (AS) menunda pertemuan dengan para pemimpin negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang dijadwalkan berlangsung 14 Maret. Keputusan diambil menyikapi kekhawatiran terhadap penyebaran wabah virus koronan (COVID-19).

Hal itu diungkapkan dua pejabat AS pada Jum'at waktu setempat. Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump, mengundang 10 pemimpin negara di ASEAN untuk bertemu di Las Vegas, AS. Mengingat, dirinya tidak bisa hadir dalam KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, November lalu.

"Saat komunitas internasional bekerja bersama untuk mengalahkan korona, AS membuat keputusan sulit untuk menunda pertemuan dengan pemimpin ASEAN," ujar salah satu sumber yang merupakan pejabat senior pemerintahan.

Baca juga: WHO: Risiko Global Wabah Korona Naik ke Level Tertinggi

Pemerintah AS, lanjut sumber tersebut, menilai hubungan dengan ASEAN tergolong penting. Sekaligus, mengharapkan adanya pertemuan lebih lanjut. Sejauh ini, Departemen Luar Negeri AS belum memberikan tanggapan.

Keputusan itu muncul di tengah kekhawatiran wabah virus korona yang sudah melanda wilayah AS. Pun, banyak negara melaporkan kasus infeksi terbaru. Sejumlah perusahaan bahkan melarang karyawannya untuk bepergian ke luar negeri. Wabah virus korona juga menekan pergerakan bursa saham global.

Adapun jumlah kasus positif korona di AS masih relatif kecil, yakni sekitar 60. Sebagian besar merupakan penumpang kapal pesiar Diamond Princess, yang dievakuasi dari Pelabuhan Yokohama, Jepang.

Penyebaran virus korona berawal di Tiongkok pada akhir tahun lalu. Data terbaru Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan lebih dari 82.000 orang terinfeksi virus korona, dengan korban meninggal sekitar 2.700 orang di Tiongkok dan 57 orang di 46 negara.(Antara/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya