Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SEJUMLAH orang terlihat membungkuskan dirinya dengan selimut dengan warna yang beragam, berjongkok di sekitar api unggun di wilayah Turki Timur, di Elazig, Turki.
Seorang warga yang membungkuskan dirinya dengan selimut dengan tubuh yang terlihat menggigil, Esra Kasapoglu, mengatakan, "Tidak mungkin kembali kerumah."
Sejumlah warga Elazig yang dilanda gempa berkekuatan 6,7 magnitudo, Jumat (24/1), terpaksa menghabiskan malam di luar dengan suhu yang mencapai minus 10 derajat celsius.
"Bangunan kami sudah tua dan ada retakan kecil, tampaknya itu tidak akan bertahan bila ada gempa bumi susulan, kami akan tinggal di luar sepanjang malam," tuturnya.
Ia menceritakan saat gempa mengguncang, dirinya sedang berada di dalam rumah. Memastikan gempa terjadi dengan melihat lampu gantung yang bergoyang. "Psikologi kami terguncang. Sebelumnya, anak saya berlari keluar rumah sambil berteriak ketika jaket jatuh dari rak mantel," jelasnya
Sementara itu, seorang warga lainnya, Abdi Guney, yang tengah bersandar di dinding seberang bangunan tempat mereka tinggal juga mengaku terpaksa menghabiskan malam di luar.
"Setiap kali itu bergetar, kami menjadi takut. Kami terpaksa bergegas keluar. Sebelumnya, saat gempa itu terjadi, saya sedang melakukan wudu sebelum salat dan tiba-tiba bangunan bergetar," ucapnya.
"Kami terpasa tinggal di luar. Sejak tadi malam, kami sudah ada di sini, gimnasium penuh dan tidak ada lagi tenda," sambungnya.
Lebih dari 15 ribu orang ditampung di gimnasium dan di sekolah-sekolah, sedangkan lebih dari 5.000 tenda didirikan di kota untuk menampung para pengungsi.
Di seberang Kota Elazig, pemilik restoran, hotel, dan salon pernikahan membuka pintu mengakomodasi siapa saja yang ingin bermalam di sana. Namun, banyak yang harus dipersiapkan untuk meninggalkan Elazig. (AFP/Rifaldi Putra Irianto/I-1)
Satu orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Sindirgi, Turki, Minggu (10/8) malam.
ADMINISTRASI Otonom Suriah Utara dan Timur (AANES) memperingatkan bahwa situasi krisis air di Sungai Efrat semakin parah setelah ketinggian air di Danau Bendungan Efrat menyusut.
SURIAH saat ini menghadapi krisis kemanusiaan besar akibat perubahan iklim, konflik geopolitik, dan penurunan curah hujan.
Sedikitnya 10 petugas pemadam dan relawan tewas saat memadamkan kebakaran di Turki.
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat sebagai jembatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Turki.
ISRAEL dan Suriah mencapai kesepakatan gencatan senjata mendapat dukungan dari Turki, Yordania, dan negara-negara tetangga lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved