Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Iran Mengecam, Sebut Trump sebagai Teroris Berdasi

Antara
05/1/2020 21:55
Iran Mengecam, Sebut Trump sebagai Teroris Berdasi
Anak-anak Muslim Syiah berdiri di atas bendera AS ketika mereka memegang foto komandan Iran Qasem Soleimani selama protes terhadap serangan(Photo by Farooq NAEEM / AFP))

IRAN pada Minggu (5/1) mengecam Donald Trump sebagai seorang teroris berdasi setelah Presiden AS itu mengancam menyerang 52 sasaran di Iran bila Tehran menyerang warga atau aset-aset AS dalam balas dendam atas terbunuhnya komandan militer Qassem Soleimani.

Saat AS dan Iran perang kata-kata, Uni Eropa, Inggris, dan Oman mendesak kedua pihak berusaha menghentikan eskalasi krisis.

Soleimani, komandan militer utama Irak, terbunuh pada Jumat (3/1) lewat serangan pesawat nirawak AS saat dalam iring-iringan di lapangan udara Baghdad.

"Seperti ISIS. Seperti Hitler. Seperti Jenghiskhan! Mereka semuanya membenci budaya.Trump teroris berjas. Dia akan belajar sejarah segera bahwa tak seorang pun dapat menaklukkan bangsa dan budaya agung Iran," kata Menteri Telekomunikasi dan Informasi, Mohammad Javad Azari-Jahromi, dalam cuitannya.

Soleimani ialah arsitek operasi militer dan bawah tanah luar negeri Iran dan memegang jabatan kepala Pasukan Pengawal Revolusi Quds. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Jumat berjanji bahwa Iran akan mengupayakan balas dendam atas kematiannya.


Baca juga: Ribuan Pelayat Iran Sambut Kepulangan Jasad Qassem Soleimani


Trump menanggapi hal tu dan kata-kata keras lain Tehran lewat serangkaian cuitan pada Sabtu dengan mengatakan bahwa Iran dengan beraninya ngomong hendak menyerang aset-aset tertentu AS.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mendesak Menlu Iran lewat telepon pada Minggu untuk mendinginkan situasi dan mengundangnya ke Brussel buat membahas cara-cara melestarikan perjanjian nuklir tahun 2015 dengan Iran.

Penarikan diri AS dari perjanjian itu pada 2018 dan penerapan kembali sanksi terhadap Iran telah mencetuskan ketegangan baru setelah sempat reda sejenak.

Di Irak, banyak orang termasuk lawan-lawan Soleimani mengungkapkan amarah kepada Washington atas serangan yang menewaskannya dan pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis di wilayah Irak dan berpotensi menyeret negara mereka ke dalam perang. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya