Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
TUMPAHAN 600 galon minyak jenis disel/solar di lepas pantai Kepulauan Galapagos telah memicu respons massa.
Otoritas setempat berusaha keras mengatasi masalah ini, demi melindungi ekosistem di sekitar kepulauan.
Sejumlah pejabat Ekuador mengatakan lebih dari 600 galon bahan bakar minyak berada di sebuah kapal tongkang yang tenggelam di lepas pantai Pulau San Cristobal.
Kapal itu tenggelam setelah tertimpa sebuah alat derek yang sedang melakukan bongkar muat galon BBM.
Belum diketahui pasti berapa banyak minyak yang tumpah dari muatan di kapal tongkang tersebut.
Insiden tumpahan minyak terjadi di perairan yang dinyatakan sebagai salah satu situs warisan dunia versi UNESCO.
Baca juga: Galapagos Dibuka Kembali untuk Wisatawan
Deretan foto dari lokasi kejadian memperlihatkan perairan yang biasanya berwarna biru berubah hitam.
Otoritas Ekuador berusaha keras membersihkan tumpahan tersebut.
Dilansir dari Independent, Selasa 24 Desember 2019, Presiden Ekuador Lenin Moreno mendeklarasikan status darurat untuk wilayah tumpahan minyak.
Namun ia menegaskan bahwa pihaknya mampu menangani masalah ini.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Ekuador Raul Ledesma Huert, mengklaim telah menerapkan langkah-langkah berkesinambungan untuk membatasi risiko lanjutan terhadap biosfer Galapagos.
Baca juga: Kura-Kura Galapagos Berasal dari Spesies yang Disangka Punah
Salah satu langkah yang diambil adalah mengerahkan sejumlah kain penyerap, untuk menyerap sebanyak-banyaknya tumpahan minyak.
Lebih dari 20 persen hewan laut yang berada di perairan Galapagos tidak ditemukan di wilayah lain.
Perairan tersebut juga merupakan tempat tinggal bagi satu-satunya iguana air dan juga satu spesies penguin.
Galapagos telah berhasil selamat dari insiden tumpahan minyak. Pada 2011, tumpahan 243 ribu galon minyak disebut-sebut sebagai bencana terbesar dalam sejarah Galapagos.
Tumpahan minyak saat itu berujung pada kematian sekitar 62 persen populasi iguana di Pulau Santa Fe. (Medcom/OL-12)
TUMPAHAN minyak di sekitar areal Pelabuhan Laut Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, menghawatirkan.
Penjaga Pantai Filipina mempersiapkan penempatan penghalang terapung dan selang penyedot untuk menangani tumpahan minyak dan mencegahnya mencapai ibu kota, Manila.
Sebuah video yang viral di media sosial pada hari Sabtu (27/4) menunjukkan tumpahan minyak mentah, terutama Crude Palm Oil (CPO), yang mengapung di Sungai Cempaga, Kalimantan Tengah.
Fokus utama dalam kegiatan Marpolex ini adalah latihan menguji dan mengevaluasi prosedur penanggulangan tumpahan minyak dalam skala lokal, regional, dan nasional.
Insiden tumpahan minyak yang terjadi belasan tahun lalu, mengakibatkan dampak serius terhadap lingkungan, ekologi, hingga kesehatan di wilayah pesisir dan laut Timor.
"Ada sekitar 40 motor terpeleset. Tidak jatuh tapi tergelincir. Mereka (pengemudi) tahu ada tumpahan minyak, berjalan pelan tapi tetap tergelincir. Tidak ada yang luka-luka,"
Bayi kura-kura itu langka karena kulitnya yang putih dan matanya yang merah. Kura-kura itu memiliki berat badan sekitar 50 gram dan cukup di satu telapak tangan.
Iguana merah muda pertama kali ditemukan pada 1986 dan diidentifikasi sebagai spesies terpisah dari iguana darat Galapagos pada 2009.
“Kami sudah mengonfirmasi eksistensinya. Kura-kura dari spesies Chelonoidis Phantasticus adalah yang ditemukan di Galapagos.”
Archipelago yang dihuni sekitar 30 ribu orang itu telah mencatatkan 100 kasus covid-19.
KURA-KURA raksasa Galapagos ialah satu dari makhluk yang hidup paling lama di bumi. Umur kura-kura tersebut sering kali mencapai lebih dari 100 tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved