Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencabut sanksi ekonomi terhadap Turki yang berlaku sejak 14 Oktober setelah Ankara dinilai mematuhi perjanjian gencatan senjata di perbatasan Turki-Suriah.
“Biarkan orang lain memperebutkan kawasan yang sudah lama berlumuran darah ini,” kata Trump dalam pidato di Gedung Putih, Rabu (23/10).
Langkah Trump ini juga sekaligus berarti penyerahan kekuasaan di Suriah ke Ankara dan Moskow yang kini semakin berpengaruh.
Menurut Trump, gencatan senjata di perbatasan itu sebuah ‘terobosan besar’.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan AS Mark Esper menilai Turki ‘telah melakukan tindakan yang keliru’ dengan menyerbu perbatasan Suriah serta membuat perjanjian dengan Rusia untuk melakukan patroli bersama.
“Turki sudah membuat kita semua dalam kondisi yang sangat buruk. Seharusnya penyerbuan itu jangan sampai terjadi,” ujar Esper.
Sebelumnya Turki menerobos masuk ke perbatasan Suriah pada 9 Oktober untuk mengusir milisi Kurdi yang selama ini telah membantu pasukan AS dalam memerangi ISIS. Tujuan Turki adalah menciptakan zona aman di perbatasan yang bisa dipakai untuk penampungan pengungsi Suriah.
Menurut Ankara, para anggota milisi juga terlibat dengan kelompok teroris PKK yang selama ini menyerang Turki.
Trump sendiri menolak tuduhan telah menghianati pasukan Kurdi. Dikatakannya, komandan milisi yaitu Mazloum Abdi sudah ’berterima kasih’ atas keputusannya.
“Saya tidak mau pasukan AS terlibat di dalam pertengkaran antara Turki dan Kurdi,” kata Trump.
Sementara itu, ketika pasukan AS dan milisi Kurdi meninggalkan perbatasan Suriah-Turki, pasukan Rusia maupun Turki masuk mengisi tempat mereka.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu telah berunding dengan Abdi dan meyakinkan kubu Kurdi bahwa mereka tidak perlu mengungsi. Langkah ini sekaligus menjawab kekhawatiran bakal terjadinya pembersihan etnis oleh Turki di kawasan tersebut.
Mulai mundur
Dalam pertemuan pemimpin Turki dan Rusia di Sochi, Rusia, baru-baru ini, dinyatakan bahwa pasukan Kurdi diberi batas waktu sampai Selasa (29/10) untuk mundur sekitar 30 kilometer dari perbatasan Suriah-Turki.
Kemarin, pasukan Kurdi yang tergabung dalam milisi SDF di barat daya Suriah mulai mundur dari posisi mereka.
“SDF sudah mundur dari kawasan Derbasiyeh dan Amuda di pegunungan Hasakeh,” ungkap kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman.
Sementara itu, milisi dari kelompok YPG, yang merupakan unsur terbesar dalam SDF, masih bertahan di sejumlah daerah di perbatasan. Dikatakan pula bahwa telah terjadi bentrokan antara milisi SDF dengan milisi pemberontak Suriah yang mendukung Turki.
Sejumlah pasukan AS sendiri kini masih bertahan di wilayah timur Suriah.
“Kawasan itu sumber minyak sehingga beberapa pasukan AS akan berada di tempat itu untuk mengamankannya,” ujar Trump.
Sejauh ini pasukan pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad belum mampu menguasai sepenuhnya wilayah timur tersebut. Assad berharap dapat segera menguasai kembali kawasan paling subur dan kaya minyak tersebut. (AFP/X-11)
Buron paling dicari di Swedia, Ismail Abdo berhasil ditangkap di Turki.
TURKI menolak keras seruan politisi Israel dan kabinet Negeri Zionis itu untuk menganeksasi Tepi Barat Palestina.
Peran penting Turki dalam menjaga stabilitas kawasan, khususnya dalam menanggapi agresi Rusia di Ukraina dan upaya mencapai gencatan senjata.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyatakan kesiapan untuk melanjutkan putaran ketiga pembicaraan damai dengan Ukraina. Kemungkinan pertemuan digelar di Istanbul, Turki.
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan mengapresiasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran yang dicapai melalui upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Senator Parlemen Turki, Av Serkan Bayram bersama delegasi berkunjung ke Kalimantan Tengah, Sabtu (14/6).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved