Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PERDANA Menteri Inggris Boris Johnson gagal meyakinkan Uni Eropa soal rencananya untuk mencapai kesepakatan pasakeluarnya Inggris dari Uni Eropa 31 Oktober nanti.
Kekecewaan Johnson itu bahkan ditunjukkannya dengan tidak menghadiri konferensi pers terjadwal yang sudah disiapkan usai pertemuannya dengan pemimin Uni Eropa di Luxemburg, Senin (16/9). Hadir dalam pertemuan itu hanyalah Perdana Menteri Luxemburg Xavier Bettel seorang.
Bettel juga menunjuukan raut kemarahannya terhadap sikap Johnson yang tidak mau menjelaskan lebih lanjut kepada pers soal negosiasi yang baru saja terjadi. Dengan nada geram ia mengatakan "Sudah waktunya berhenti berbicara dan betindak."
"Bagi saya hanya ada satu kesepakatan pemisahan yang disepakati Uni Eropa, yaitu yang tercapai tahun lalu. Tidak ada perubahan, tidak ada proposal yang valid lainnya saat ini, dan saya tidak akan menyuarakan kesepakatan lainnya," kata Bettel.
Setelah pertemuan dengan Johnson, Bettel akan bertemu dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron untuk membahas hasil pertemuannya dengan Johson.
Baca juga : Johnson Klaim Kemajuan Pembicaraan Brexit
Bettel memastikan, Uni Eropa tidak akan menunda lepasnya Inggris dari organisasi itu pada 31 Oktober sesuai tenggat yang disepakati. Menurutnya, penundaan lepasnya Inggris hanya akan dilakukan jika ada tujuan yang jelas.
Sebelumnya, Johnson dengan percaya diri mengatakan telah tercapai kemajuan untuk mendapatkan kesepakatan "perceraian" dengan Uni Eropa usai pertemuannya dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan negosiato Uni eropa Michel Barnier.
"Teman dan mitra kami di Uni Eropa menyambut baik upaya kami mencapai kesepakatan," katanya.
Namun, Komisi Eropa memastikan bahwa Inggris gagal menyiapkan alternatif untuk mencapai kesepakatan, khususnya soal perbatasan Irlandia atau biasa disebut Irish backstop.
"Presiden Juncker menegaskan bahwa itu merupakan kewajiban Inggris untuk menghadiran solusi operasional legal yang sesuai dengan kesepakatan keluar dari Uni Eropa," kata pernyataan resmi Komisi Eropa.
Bila Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakanan, sejumlah pengusaha dan kalangan oposisi menyebut akan ada kekacauan ekonomi di Inggris yang telah 46 tahun menikmati perdagangan bebas dengan Uni Eropa. (AFP/OL-7)
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyepakati kemitraan strategis Indonesia-Uni Eropa.
Usaha Presiden Prabowo Subianto menggandeng Uni Eropa merupakan langkah strategis dalam memperkuat diplomasi Indonesia di tengah dinamika global yang tidak menentu.
Prabowo mengatakan bahwa Eropa memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas global, terutama di tengah situasi dunia yang tidak menentu.
Kebijakan visa cascade itu tak sekadar mempermudah kunjungan WNI ke Uni Eropa, tapi juga melancarkan upaya untuk berinvestasi, belajar, dan berjejaring.
Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif hingga 30% terhadap produk Uni Eropa dan Meksiko.
Setelah Rusia gempur Ukraina, Uni Eropa meluncurkan strategi penyimpanan darurat guna memastikan ketersediaan barang-barang penting seperti makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved