Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Ratusan Tentara ASEAN Gelar Latihan Pembersih Ranjau di Sentul

Golda Eksa
16/9/2019 14:58
Ratusan Tentara ASEAN Gelar Latihan Pembersih Ranjau di Sentul
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu.(Antara/Reno)

LATIHAN bersama pembersih ranjau memiliki nilai strategis guna mencari kesamaan pandangan, khususnya dalam menghadapi persoalan dan tantangan yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan di kawasan ASEAN.

Hal itu dikemukakan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat membuka acara latihan bersama ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM) Plus Expert Working Group on Peacekeeping Operations (EWG on PKO), di IPSC, Sentul, Bogor, Senin (16/9).

Kegiatan yang berlangsung hingga 21 September 2019, itu diikuti 500 prajurit dari 18 negara anggota ADMM Plus. Negara yang ikut latihan bersama, di antaranya Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, Indonesia, Filipina, Australia, Laos, dan Rusia.

"Latihan ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya perang dan untuk mengatasi kemungkinan bencana akibat perang," ujar Ryamizard.

Latihan bersama itu, terang dia, melibatkan dua bidang keahlian dan keterampilan yang saling terkait serta dapat diterapkan dalam menciptakan perdamaian dunia, yaitu peacekeeping operation dan humanitarian mine action.

Ryamizard juga mengapresiasi partisipasi personel militer perempuan dalam latihan pemeliharaan perdamaian dan pembersihan ranjau. Menurut dia, keterlibatan personel perempuan dalam misi pemeliharaan perdamaian mempunyai peran yang sangat penting dan strategis.

Keberadaan personel perempuan dalam area misi, lanjut dia, dipandang mampu melaksanakan pelbagai pendekatan persuasif kepada seluruh pihak maupun korban konflik.

"Mereka bisa membantu mengurangi konflik dan konfrontasi, memperbaiki akses, dukungan dan memberikan role model bagi komunitas perempuan di daerah konflik, serta menciptakan rasa aman bagi populasi lokal terutama perempuan dan anak-anak korban konflik," kata Ryamizard.

Selain itu, kehadiran personel perempuan juga dapat menginsipirasi komunitas perempuan untuk memperjuangkan hak-haknya, serta berpartisipasi dalam proses pembangunan perdamaian, dimana perempuan memegang peranan yang sangat vital bagi keberhasilan dan kelangsungan perdamaian.

"Saya mengharapkan kedepannya ada peningkatan partisipasi personel perempuan dalam latihan-latihan seperti ini. Hal itu juga sebagai perwujudan upaya kita dalam mendukung program Action for Peacekeeping (A4P) PBB, dimana salah satu komitmen prioritasnya adalah women, peace and security," tandasnya. (OL-09l)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya