Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SEJUMLAH pejabat senior mewakili institusi pembiayaan pembangunan Pemerintah AS, Overseas Private Investment Corporation (OPIC), Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia dan Export Finance Australia, dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) mengunjungi Indonesia pekan ini.
Tujuannya ialah menjajaki peluang untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia dan wilayah Indo-Pasifik.
Selama berada di Indonesia, para mitra trilateral ini mengidentifikasi peluang bersama untuk mengerakkan dan mendukung pengerahan modal swasta. Harapannya bisa mendukung pembangunan infrastruktur dan prinsip Pandangan ASEAN (ASEAN’s Outlook) terhadap Indo-Pasifik.
Melalui kemitraan tersebut, OPIC, DFAT, Export Finance Australia, dan JBIC berkomitmen memanfaatkan beragam perangkat di setiap negara. Mulai dari pembiayaan pembangunan, hingga pendanaan hibah untuk memajukan tujuan pembangunan bersama di kawasan.
Dalam kunjungan ini, delegasi bertemu dengan perwakilan senior pemerintah Indonesia. Termasuk, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Berikut para pejabat dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Mereka juga bertemu dengan perwakilan dari PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (IIGF), dan PT Sarana Multi Infrastruktur. Serta, para pemimpin sektor swasta yang mewakili sektor-sektor prioritas, yakni transportasi, energi, dan ekonomi digital.
Baca juga : Indonesia Perkuat Kerja Sama Ekonomi dengan Negara Teluk
Para mitra trilateral menegaskan kembali komitmen untuk memajukan pembangunan infrastruktur di kawasan melalui sejumlah proyek yang dibangun untuk bertahan lama.
“Tidak ada negara yang dapat menghadapi tantangan Indo-Pasifik sendirian,” ujar Brian Churchill, Penasihat Senior OPIC untuk Indo-Pacific dan White House Fellow, dalam keterangan resmi, Rabu (28/8).
Churchill menegaskan berkelanjutan secara finansial, mematuhi standar sosial, ketenagakerjaan dan lingkungan internasional, serta memastikan transparansi menjadi prioritas kelompoknya.
Proyek yang digencarkan juga harus menciptakan peluang ekonomi untuk semua pihak, termasuk pekerja lokal. Para mitra berupaya menghormati kedaulatan negara tuan rumah.
Misi tersebut merupakan wujud komitmen yang dibuat para mitra trilateral dalam pernyataan bersama jelang KTT G20 2019, untuk mengirim misi bersama ke Asia Tenggara.
“OPIC dengan bangga memimpin misi bersama dengan mitra trilateral di Indonesia, untuk membuka peluang baru. Dengan begitu, kami dapat mendukung pengembangan infrastruktur krusial. Tentunya harus memberdayakan masyarakat lokal, serta mengutamakan kemakmuran dan stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut," imbuhnya. (OL-7)
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai target pertumbuhan ekonomi 5,4% dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat sejarah dengan menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8).
ASPEK keamanan menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menarik minat investor untuk menanamkan modalnya.
Pembangunan hybrid warehouse di komplek pergudangan yang menggabungkan kantor, hunian, dan gudang dalam satu lokasi menjadi peluang investasi baru saat ini.
Jika ingin membeli barang, Raditya Dika akan membiarkan keinginan itu mengendap semalaman karena dapat berubah di keesokan hari.
Kawasan Canggu kian dilirik investor dunia sebagai aset investasi potensial, tak hanya untuk masa kini tetapi juga jangka panjang.
Posisi Indonesia sangat strategis bagi Tiongkok sebagai penyeimbang khususnya di kawasan Asia Tenggara.
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat sebagai jembatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Turki.
Kebijakan tarif sebesar 32% yang diterapkan secara resiprokal oleh pemerintah AS tentu akan berdampak terhadap daya saing produk Indonesia, khususnya komoditas ekspor unggulan.
Menurut Gugun, Indonesia dan Saudi Arabia menekankan pentingnya memperluas kemitraan ekonomi dan perdagangan.
SEJUMLAH posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk berbagai negara mitra strategis masih kosong hingga saat ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar hubungan internasional.
Bedah buku Mengarungi Jejak Merajut Asa 75 Tahun Indonesia-Tiongkok membahas tentang hubungan Indonesia-Tiongkok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved