Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Rusia dan Turki Khawatirkan Konflik Suriah

Tesa Oktiana Surbakti
28/8/2019 11:49
Rusia dan Turki Khawatirkan Konflik Suriah
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sedang makan es krim.(AFP/Handout / TURKISH PRESIDENCY PRESS OFFICE)

PARA pemimpin Rusia dan Turki berbagi keprihatinan mendalam terhadap pertempuran di Suriah. Ankara memperingatkan pihaknya siap mengambil langkah serius untuk melindungi pasukan di wilayah tersebut.

Setelah melakukan pertemuan bilateral, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan harapan untuk bekerja sama meredam ketegangan di Provinsi Idlib.

Bulan ini, pasukan pemerintah yang didukung Rusia melancarkan serangan darat di salah satu wilayah Suriah, yang berada di luar kendali pemerintah.

Pertempuran itu mengancam akan meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Iran, yang mendukung rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Sementara itu, Turki mendukung beberapa kelompok pemberontak.

"Situasi di zona deeskalasi Idlib menjadi perhatian serius bagi Rusia dan Turki," ujar Putin dalam konferensi pers bersama Erdogan, yang ditayangkan televisi pemerintah Rusia.

Baca juga: Presiden Iran Syaratkan Penarikan Sanksi AS

Lebih lanjut, Putin menekankan Turki memiliki kepentingan sah untuk melindungi wilayah perbatasan selatan. Berikut, mendukung penciptaan zona keamanan di kawasan tersebut.

Putin mengatakan dirinya dan Erdogan menyetujui sejumlah langkah bersama, untuk menormalisasi wilayah Idlib. Namun, Putin enggan memberikan rincian langkah yang dimaksud.

Tahun lalu, Moskow dan Ankara membentuk kesepakatan menciptakan zona penyangga de-eskalasi sekitar Idlib. Tujuannya mencegah serangan rezim berskala penuh.

Akan tetapi, pasukan rezim Assad memborbardir provinsi tersebut selama berbulan-bulan. Pada 8 Agustus lalu, mereka melancarkan serangan darat.

Turki mendirikan 12 pos pengamatan militer di Idlib, dengan mengacu kesepakatan zona penyangga. Namun, salah satu pos dikepung pasukan pemerintah Suriah.

"Situasi di Idlib sudah sangat rumit, sehingga pasukan kami dalam bahaya. Kami tidak ingin situasi ini berlanjut. Kami siap mengambil langkah yang diperlukan," pungkas Erdogan.

Perundingan antara Putin dan Erdogan dilakukan jelang pertemuan puncak terkait Suriah. Kedua pemimpin akan bertemu dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani, di Ankara pada 16 September.

Erdogan ingin pertemuan itu berkontribusi mendorong perdamaian di wilayah konflik. Para pemimpin Rusia dan Turki menyatakan dukungan terhadap integritas teritorial Suriah. Namun, Putin menegaskan urgensi perlawanan terhadap pasukan militan di Idlib.

"Kelompok teroris terus menyerang posisi pasukan pemerintah Suriah, mencoba menyerang instalasi militer Rusia. Zona deeskalasi tidak boleh dijadikan tempat perlindungan militan, apalagi jembatan bagi serangan baru," tutur Putin.

Wilayah Idlib didominasi kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham, mantan afiliasi Al-Qaeda di Suriah. Belum lama ini terjadi pertempuran sengit di wilayah tersebut.

Barisan utama perang menewaskan lebih dari 370 ribu orang dan jutaan orang terlantar sejak 2011. Pada Selasa waktu setempat, bentrokan antara pejuang anti-pemerintah dan pasukan rezim di wilayah barat Suriah, menewaskan 51 pejuang dari kedua pihak.

Putin dan Erdogan bertemu di sela-sela pertunjukan udara internasional MAKS, yang berlokasi di tepi Moskow. Sebuah agenda yang menampilkan karya industri militer dan kedirgantaraan Rusia.

Kedua pemimpin menyoroti upaya peningkatan kerja sama. Turki membeli sistem rudal S-400 buatan Rusia pada Juli lalu, yang memicu kemarahan Amerika Serikat (AS). Putin mengungkapkan dirinya dan Erdogan turut membahas kerja sama militer, termasuk pembelian jet tempur Sukhoi Su-35. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya