Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERGERAKAN pasar saham Eropa dan Asia tidak menentu jelang pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell. Orang nomor satu di Federal Reserve System (The Fed) akan memberikan petunjuk terkait prospek suku bunga AS.
"Kewaspadaan menjadi kabar hari ini, jelang pidato kunci dari Pemimpin The Fed, Jerome Powell," ujar analis ThinkMarkets, Naeem Aslam.
Pasar, lanjut dia, tampaknya tidak tergerak dengan pernyataan Presiden AS, Donald Trump yang melemparkan harapan baru terhadap negosiasi perdagangan AS-Tiongkok.
Perdagangan di bursa saham Wall Street berakhir dengan kemajuan yang sehat. Capaian itu berkat pemain utama ritel yang mengindikasikan kenaikan permintaan konsumen. Di lain sisi, investor lebih berhati-hati sebelum Powell menyampaikan pidato dalam simposium bank sentral di Jackson Hole, pada Jum'at mendatang.
Laporan yang diterbitkan Rabu kemarin, dari pertemuan The Fed periode Juli, menyebut para pembuat kebijakan cenderung fleksibel. Biaya pinjaman tidak berada pada jalur yang ditentukan, sekalipun perekonomian global melemah dan ketidakpastian perang dagang.
Baca juga: Rusia Kirim Robot Humanoid Pertama ke Luar Angkasa
Ketika ekonomi global tergagap dan konflik dagang AS-Tiongkok belum mereda, pasar tampaknya menemukan harapan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan. Masih dalam rilis laporan, bank sentral tidak menyinggung serangan kepemimpinan Trump terhadap kebijakan Powell.
"Pasar tetap "wait and see" sampai hari ini. Setelah laporan The Fed memberitahu kami apa yang sebelumnya belum diketahui," tutur Craig Erlam, analis lainnya dari Oanda.
"Laporan yang diterbitkan Rabu, menyoroti betapa rumitnya situasi saat ini. Apalagi bank sentral sangat terbagi dalam tindakan dengan arah yang benar. Sekalipun terdapat kesepakatan luas bahwa pemotongan suku bunga acuan pada Juli, adalah penyesuaian pertengahan siklus, ketimbang awal dari siklus pelonggaran," paparnya.
Kenaikan harga minyak dunia mendorong harga komoditas, di tengah optimisme negosiasi perdagangan AS-Tiongkok, dan penurunan suku bunga The Fed. Kendati demikian, Erlam memberi sinyal peringatan. "Pergerakan harga minyak cenderung tidak pasti. Selama beberapa pekan, harga minyak naik dengan stabil. Namun, caranya tidak meyakinkan, seperti menunjukkan para "trader" menunggu aksi jual berikutnya," tandasnya.(AFP/OL-8)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, serta para pemimpin Iran, masing-masing mengklaim bahwa mereka berperan dalam terwujudnya penghentian konflik ini.
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
Di sisi lain, Putin menyebut bahwa negosiasi akan difokuskan pada 'akar penyebab konflik'.
Dar lebih lanjut mengatakan bahwa menteri luar negeri Turki, Arab Saudi, Inggris, dan negara-negara lain memainkan peran "kunci" dalam mencapai gencatan senjata.
Ribuan orang berkumpul di Kota Roma untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Pemakaman tersebut dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia dan tokoh penting.
AS dan Tiongkok mencapai kemajuan yang meredakan perang dagang.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan akan digelarnya putaran baru pembicaraan perdagangan dengan Tiongkok untuk meredakan perang tarif.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah terbatas, pada perdagangan Rabu 4 Juni 2025.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 3 Juni 2025, dibuka melemah 28,94 poin atau 0,41% ke posisi 7.036,13.
Harga emas diprediksi akan kembali menguat signifikan dan bersiap menembus level US$3.350 per troy ons, pada pekan ini.
Kondisi perang dagang global membawa dampak signifikan bagi Indonesia, mulai rantai pasokan global, investasi hingga fluktiasi harga komoditas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved