Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Capres Demokrat AS Janji Perketat Senjata

Ihfa Firdausya
12/8/2019 05:45
Capres Demokrat AS Janji Perketat Senjata
Penembakan massal di AS.(AFP)

PARTAI Demokrat Amerika Serikat mengajukan rencana mengurangi serangan bersenjata di Amerika. Mereka menuntut Senat memberikan suara pada langkah-langkah yang dikeluar­kan DPR.

Sebuah forum yang membahas keselamatan dalam penggunaan senjata dihelat di Lowa, AS, Sabtu (10/8). Beberapa kandidat presiden dari Partai Demokrat, termasuk Joe Biden, Bernie Sanders, dan Pete Buttigieg hadir.

“Kami akan melakukan perubahan, yakni akan mengesahkan undang-undang keselamatan senjata di negara ini,” kata Warren di Lowa, AS, Sabtu (10/8) pagi waktu setempat.

Di antaranya, kami memperluas pemeriksaan latar belakang (pemilik senjata) dan menyusun apa yang disebut undang-undang bendera merah. UU itu memungkinkan pihak berwenang menyita senjata dari orang-orang yang diyakini memiliki risiko keselamatan bagi diri mereka atau orang lain.

Salah satu tindakan pertamanya, jika terpilih sebagai presiden, dia akan menghentikan cengkeraman industri senjata dan National Rifle Association (NRA). Warren ingin mencapai tujuannya mengurangi 80% jumlah kematian akibat senjata di AS.

Warren akan membatasi jumlah senjata yang dapat dibeli menjadi satu per bulan dan mengharuskan penjualan senjata dalam jumlah besar untuk dilaporkan. Dia akan memberlakukan larangan federal dalam produksi, penjualan, dan impor senjata serbu gaya militer, majalah berkapasitas besar untuk semua senjata api.

Dia mengusulkan menggunakan lebih banyak sumber daya pemerintah federal untuk membatasi perdagangan senjata di seluruh negara bagian dan perbatasan selatan dan akan melewati sistem lisensi senjata federal baru dan memerlukan pemeriksaan latar belakang universal.

Kandidat lain dari Demokrat, Joe Biden, berniat memberlakukan larangan penggunaan senjata yang menjadi undang-undang 25 tahun lalu. “Saya melakukan itu pada tahun 1994,” kata Biden.
“Kita bisa melakukannya lagi.”

Jawab tantangan

Michael Bloomberg, mantan wali kota New York City dan penyandang dana utama Everytown for Gun Safety yang mengorganisasi forum itu, memuji aktivis dan penyintas senjata. Ia mengatakan orang Amerika siap untuk menjawab tantangan kekerasan senjata.

“(Sebelumnya) tidak pernah ada forum besar yang membahas keamanan senjata dari para kandidat presiden Demokrat seperti yang terjadi saat ini,” kata Bloomberg.

“Sekarang kita harus bersatu dalam apa yang telah kita bangun dan menerjemahkannya ke dalam tindak­an di Washington.”

Banyak Republikan di Kongres berpendapat bahwa mengambil kebijakan untuk mengurangi pembelian senjata akan melanggar hak konstitusional Amerika. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan berulang kali bahwa kekerasan yang terjadi bukan karena masalah senjata.
Menurutnya, kesehatan mental dan kebencian ialah pendorong utama kekerasan yang mematikan.

Namun, beberapa orang yang selamat dari kekerasan senjata, termasuk para ibu yang anak-anaknya dibunuh, memberi tekanan pada anggota parlemen untuk bertindak demi mencegah lebih banyak tragedi serupa.

Jackie Jackson, seorang pendeta dari Cincinnati, mengatakan 12 kerabatnya telah tewas atau terluka dalam kekerasan senjata sejak 2013. “Kami membutuhkan seorang presiden di Gedung Putih yang akan peduli dengan nyawa yang hilang,” kata Jackson. (AFP/*/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya